6 Bulan Lagi Pensiun, Ditanya Pilih Jokowi atau Prabowo? Ini Jawaban Panglima TNI Gatot Nurmantyo

6 Bulan Lagi Pensiun, Ditanya Pilih Jokowi atau Prabowo? Ini Jawaban Panglima TNI Gatot Nurmantyo
Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

JAKARTA - Masa pengabdian Panglima TNI Gatot Nurmantyo tinggal menyisakan enam bulan lagi. Setelah itu, pria kelahiran Tegal, 13 Maret 1960 itu akan memasuki purnawirawan.

Banyak pihak meyakini, Gatot akan menjadi sosok yang bernilai jual tinggi jika ia terjun ke dunia politik nantinya. Terlebih, namanya banyak disebut-sebut sebagai sosok yang pas untuk mendampingi Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2019 mendatang.

Saat ditanya perihal apa yang akan dilakukannya nanti saat sudah tak lagi menjabat sebagai Panglima TNI, Gatot mengungkap kerinduannya kepada keluarga. Sebab, selama 35 tahun pengabdiannya di militer, ia banyak meninggalkan keluarganya.

Hal itu diungkapkan Panglima usai melaksanakan upacara peringatan HUT TNI ke-72 di Pelabuhan Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10). “Kurang lebih 35 tahun mengabdi, dalam segi kuantitas saya tidak punya waktu terhadap keluarga dan ingin bersama cucu saya,” ungkap Panglima.

Kendati demikian, Gatot mengindikasikan bakal siap berkecimpung di bidang lain, selain militer, yang selama ini digelutinya.

Sebagai prajurit TNI, Gatot pun mengaku siap dipanggil kembali untuk terus mengabdi kepada negara. “Sebagai prajurit, tidak pernah putus pengabdian. Sekecil apapun saya akan selalu bersedia apabila negara memanggil,” tegas Gatot.

Saat ditanya apakah dirinya akan menerjuni dunia politik, Gatot memberikan jawaban diplomatis. Alasannya, ia tak memiliki pengalaman dalam dunia politik praktis.

Yang ia pahami dan mengerti hanyalah dunia politik kenegaraan saja. “Saya tidak punya pengalaman politik. Hanya politik negara, yang ada saya masih pimpin sekarang ini,” ujar Gatot.

Gatot menegaskan, apabila bangsa Indonesia memanggil dirinya untuk kembali mengabdi ia mengaku selalu siap. “Tapi yang jelas setiap bangsa memanggil saya, kapanpun juga sebagai prajurit saya siap,” tegasnya.

Seperti diketahhui, nama Panglima TNI Gatot Nurmantyo masuk ke dalam bursa capres untuk Pilpres 2019 mendatang. Sayang, elektabilitasnya masih cukup rendah yakni hanya sekitar dua persen saja.

Ia kalah jauh dengan Prabowo di angka 12 persen, sedangkan Jokowi masih mantap dengan angka 38,9 persen.

Sementara, berdasar hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang dilakuakn pada 3-10 September 2017 terhadap 1.057 responden, menempatkannya sebagai kandidat kuat RI 2.

Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan menyebut, kemungkinan Gatot Nurmantyo melenggang menjadi wakil presiden akan cukup besar jika ia berpasangan dengan Jokowi.

Sebab, ia bisa menjadi magnet untuk menarik orang yang sebelumnya tak memilih Jokowi di pilpres sebelumnya. “Paling tidak orang yang belum memilih bisa ditarik dengan Gatot kalau dia berpasangan dengan Jokowi,” tutur Djayadi.

Di sisi lain, jika ia berpasangan dengan Prabowo, akan lebih sulit. Hal disebabkan karena faktor keberadaan Prabowo sendiri. Sebab, kedua tokoh tersebut memiliki basis pemilih dengan kesamaan karakter.

“Pemilih Gatot sama dengan Prabowo karakteristiknya. Sementara ini, yang paling banyak memilih Prabowo masyarakat yang cenderung oposisi terhadap Jokowi,” jelasnya.

Djayadi menyebut, masyarakat yang oposisi terhadap Jokowi sebagian besar sampai hari ini pemilih Prabowo. “Jadi, wajar Gatot belum mendapat limpahan suara,” jelasnya. (max/pojoksatu)


Berita Lainnya

Index
Galeri