Berstatus Negeri, Tapi Sekolah Ini Mirip Kandang Ayam. Miris!

Berstatus Negeri, Tapi Sekolah Ini Mirip Kandang Ayam. Miris!
Kondisi bangunan SD Negeri 2 Parebok, Kecamatan Teluk Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan tengah

KOTAWARINGIN TIMUR - Gedung sekolah seharusnya dibangun cukup memadai agar proses belajar-mengajar bisa berjalan dengan semestinya untuk mencetak generasi bangsa.

Namun tak demikian halnya dengan kondisi gedung sekolah yang satu ini. Pasalnya, gedung sekolah tersebut lebih pantas disebut sebagai kandang ayam.

Adalah SD Negeri 2 Parebok, Kecamatan Teluk Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng) yang mendadak ramai diperbincangkan publik.
 
Meski berstatus negeri, kondisi gedung sekolah tersebut membikin siapa pun yang melihatnya mengelus dada. Miris dan menyedihkan sekali.

Jangankan bisa melihat lantai keramik, lantai di sekolah ini justru berlantai alami alias tanah.

Lebih miris lagi, dinding yang semestinya bata dengan semen, justru hanya bilah-bilah bambu yang disusu dengan jarak lebih kurang 10 sentimeter.

Yang lebih mencengangkan adalah, sekolah tersebut hanya memiliki satu ruangan besar saja.

Lau, disekat menjadi empat ruangan dengan menggunakan bambu. Hanya bilahan bambu sebagai pembatas yang ditata rapi.

Meski begitu, proses belajar-mengajar di sekolah ini masih bisa berjalan lengkap dengan guru dan muridnya.

Dengan kondisi serba terbatas itu, akhirnya memaksa para murid untuk belajar dan bersekolah bergantian.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Waringin Timur, Bima Ekwardana mengatakan, pihaknya sudah memeriksa langsung keberadaan sekolah tersebut.

Ia awalnya mendapatkan informasi dari warga ada sekolah negeri yang hanya memiliki satu ruangan.

Setelah dilakukan pengecekan, memang benar sekolah tersebut memiliki satu ruangan saja tetapi dibagi menjadi empat. Sekolah tersebut memiliki jumlah peserta didik sebanyak 31 murid saja.
 
“Mereka belajar bersama-sama dalam satu ruangan. Hanya terpisah dengan sekat yang menggunakan kayu dan bambu, itupun tidak menutup rapat sehingga bisa terlihat satu dan lainnya,” katanya.

Bima pun mengakui, dengan kondisi seperti itu, memang tidak layak bagi para murid dalam mengenyam pendidikan dasar.

Terlebih, Bima yakin bahwa peserta didik tidak akan bisa nyaman dalam proses belajar.

Karena itu, pihaknya berjanji akan menampung seluruh keluhan guru dan bakal mengusulkannya ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2018 untuk pembangunan ruang kelas.

“Kami akan segera mengusulkan sehingga sekolah ini bisa segera mendapatkan bantuan dengan membangun ruang kelas,”

“Semoga apa yang dilakukan saat ini oleh para guru maupun siswa tetap bersemangat menunggu kelasnya dibangun,” harapnya. (max/pojoksatu)


Berita Lainnya

Index
Galeri