QUEENSLAND - Kepolisian Queensland memperingatkan semakin banyak remaja putri yang berisiko mengalami luka-luka dan cedera karena terlibat tawuran massal yang direncanakan lewat media sosial. Tawuran ini dilakukan remaja putri berusia mulai dari 13 tahun.
Kepolisian Queensland seperti dilansir detik.com, Rabu (13/1/2016) mengaku menemukan bukti kalau banyak dari perkelahian yang terjadi di sejumlah kawasan di Queensland telah direncanakan dan disiarkan sebelumnya melalui media sosial.
Polisi Senior dari Kepolisian Queensland, Adrienne Harries, yang ditempatkan di salah satu sekolah di bayside, Brisbane mengatakan ini merupakan masalah yang semakin marak terjadi belakangan ini.
"Saya sudah berkecimpung menangani masalah ini selama 3-4 tahun terakhir dan saya memang melihat adanya peningkatan kasus perkelahian antar remaja puteri yang kemungkinan berusia 13-15 tahun," katanya.
Ia menambahkan polisi telah berbicara pada ribuan remaja putri setiap tahunnya, berusaha untuk mengkomunikasikan risiko perkelahian semacam ini.
Namun menurutnya rencana menggelar tawuran antar remaja putri ini kerap disembunyikan dari polisi dan orang tua, dan itu membuat polisi semakin sulit menghentikan kekerasan ini.
"Karena banyak terjadi di media sosial, orang tua dan guru dan polisi banyak ketinggalan hal baru apa yang terjadi di platform itu," katanya.
"Kita tidak bisa mengakses banyak hal yang diakses mereka, apalagi aplikasi terbaru bermunculan setiap hari dan kita tidak bisa mengimbangi semua hal yang terjadi di media sosial," imbuhnya.
Ashleigh Larkin dari Fakultas Hukum Universitas Teknologi Queensland, telah menginvestigasi isu ini.
Dia mengatakan remaja putri berusaha menghindar melakukan tawuran di lingkungan sekolah dimana mereka dapat dengan mudah diidentifikasi, jadi mereka lebih memilih ruang publik seperti taman atau pusat perbelanjaan dimana para pengunjung dapat melihat mereka melakukan tawuran secara anonim.
"Jenis tawuran seperti ini sudah pasti berpotensi menimbulkan korban luka serius karena mereka berharap dapat berkelahi secara brutal," ucapnya.
Larkin mengatakan dia sering berbicara dengan remaja putri yang pernah terlibat dalam tawuran massal dan itu dilakukan sebagai upaya untuk ikut campur.
"Anak perempuan yang saya ajak berbicara biasanya berusia 14 sampai 17 tahun," katanya.
"Mereka cenderung melakukan tawuran umumnya karena mereka memiliki masalah pribadi dengan remaja puteri lainnya yang terlibat, apakah mereka saling tidak menyukai atau bisa juga mereka berkelahi memperebutkan anak laki-laki," imbuhnya.
Dia mendorong remaja putri lainnya untuk saling berbagi cerita dan membantu menghentikan tawuran massal ini.*
Tawuran Antar Remaja Putri Direncanakan di Media Sosial
Tim Redaksi
Rabu, 13 Januari 2016 - 14:30:42 WIB
Tulis Komentar
IndexPilihan Redaksi
IndexTahun Ini, Pemprov Riau Siapkan Beasiswa Rp109 Miliar Lebih
5.485 Alat Peraga Kampanye di Pekanbaru Ditertibkan Sebelum Pemilu 2024
Mengenal Ali Azhar D, Konten Kreator Muda Asal Surabaya
Berkomitmen Sukseskan Pemilu 2024, PGRI Tidak Boleh Berpolitik
Proses Daftar Ulang Calon Peserta Didik SMA/SMK Negeri di Riau Dimulai
Berita Lainnya
Index Dunia
Setelah 70 Tahun Dilarang, Arab Saudi akan Buka Toko Minuman Beralkohol Pertama di Riyadh
Selasa, 30 Januari 2024 - 16:10:13 Wib Dunia
Colling System Pemilu Damai 2024, Ini Pesan Kapolsek Tempuling
Senin, 18 Desember 2023 - 14:57:46 Wib Dunia
Mengenal Hantavirus, Virus Jenis Baru Yang Muncul di China
Rabu, 29 November 2023 - 11:06:18 Wib Dunia
Ratusan Orang di Dagestan Protes Kedatangan Pesawat dari Tel Aviv Israel
Senin, 30 Oktober 2023 - 11:46:16 Wib Dunia