Spanyol Diancam Lebih banyak Serangan Oleh ISIS

Spanyol Diancam Lebih banyak Serangan Oleh ISIS
Ilustrasi Propaganda

BARCELONA - Kelompok teror ISIS memuji serangan penabrakan mobil yang menewaskan belasan orang di Barcelona pekan lalu dan memerintahkan lebih banyak serangan di Spanyol.

Dalam video propaganda yang dirilis Kelompok Intelijen SITE seorang anggota ISIS menyebut pelaku teror Barcelona sebagai "saudara kita," sementara seorang lainnya mengancam "Kristen Spanyol" dan berjanji akan mengembalikan negara tersebut menjadi "tanah kalifah." Demikian dilaporkan, Kamis (24/8/2017).

Tak lama setelah serangan Barcelona, media propaganda ISIS, Amaq, mempublikasi pernyataan yang menyebut para pelaku serangan sebagai "tentara ISIS," meski ISIS tidak secara eksplisit mengklaim bertanggung jawab.

Empat orang telah ditahan sejak serangan tersebut, satu di Alcanar dan sisanya di Ripoll. Tiga di antara mereka adalah warga Maroko sementara satu lainnya warga Spanyol, dengan rentang usia 21 hingga 34.

Tidak satupun di antara mereka masuk dalam radar otoritas terkait potensi terkait terorisme.

Di persidangan, salah satu tersangka mengatakan sel terornya merencanakan serangan lebih besar yang melibatkan bahan peledak dan mengincar monumen-monumen.

Selain empat orang tersebut, seluruh sel teror yang beranggota 12 orang itu diyakini sudah tewas, termasuk terduga pengemudi van dalam serangan Barcelona yang ditembak mati polisi pada awal pekan ini.

Bukti rencana serangan membuat Spanyol waspada dan menyoroti kemungkinan bahwa otoritas tidak tahu-menahu soal potensi bahaya sebesar itu hingga ledakan tak disengaja terjadi di markas kelompok teror.

Rumah yang berada di Alcanar itu meledak pada pekan lalu sebelum serangan di Barcelona. Bangunan itu diduga digunakan sebagai markas untuk membuat bom yang bisa saja membuat aksi teror kemarin menjadi lebih mematikan.

Seorang sumber mengatakan kepada CNN bahwa pemeriksaan awal mengindikasikan jejak bahan peledak berkekuatan tinggi, TATP, di reruntuhan bangunan. TATP digunakan dalam serangkaian serangan bom di Eropa beberapa tahun belakangan.

Kehilangan bahan peledak itu membuat serangan di Barcelona menjadi "lebih sederhana dari yang semula direncanakan," kata Kepala Kepolisian Catalan Josep Lluis Trapero.

Polisi meyakini imam Abdelbakir El-Satty jadi salah satu orang yang tewas dalam ledakan di Alcanar. Beberapa media Spanyol melaporkan ia pernah dipenjara satu sel dengan salah satu pelaku teror di Madrid yang menewaskan 191 orang, 2004 lalu.

Merespons laporan tersebut, Menteri Kehakiman Catalan Carles Mundo i Blanch mengatakan "kami tidak tahu orang ini pernah berkomunikasi dengan narapidana di penjara Catalonia. Dia menjalani hukuman sampai akhir dan telah dibebaskan.(fry/cnn)


Berita Lainnya

Index
Galeri