Apes! Pesan Hape, Dapatnya Malah Caci Maki, Ditampar, Dijambak, Ditendang dan Diludahi

Apes! Pesan Hape, Dapatnya Malah Caci Maki, Ditampar, Dijambak, Ditendang dan Diludahi
Ilustrasi.

BOGOR - Apes benar nasib SD (13) warga RT 05/06 Kelurahan Pasir Kuda, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Sudah pesanan Hape-nya tak sesuai harapan, ia malah mendapat kekerasan.

Berdasarkan penuturan SD yang dikutip dari pojoksatu.id, peristiwa itu bermula dari hal yang sepele, yakni urusan pesanan hape yang tak sesuai harapannya. Awalnya, ia memesan hape merk Samsung J5 kepada remaja laki-laki (CK) yang masih bertetangga dan cukup dekat dengan SD, Ahad (30/7/2017) lalu.

Sayangnya, saat pesanan tiba, hape yang ia dapat malah hape buatan Cina yang tak sesuai harapannya. Ia pun meminta kepada CK agar menukarkan hape tersebut seperti yang diinginkannya semula.

Hal itu kemudian disanggupi oleh CK dengan mengajaknya ke sebuah tempat di Kelurahan Paledang dengan dijanjikan bisa menukar hape yang diinginkannya itu. Tapi, bukannya hape idaman yang ia dapat, melainkan malah diajak menginap semalam di tempat tersebut oleh CK.

Meski tak mau, SD tak bisa pulang lantaran tak membawa ongkos sama sekali sehingga terpaksa menuruti permintaan CK untuk menginap. “Dia mau pulang, tapi tidak tahu tempat dan jalan pulangnya. Apalagi gak bawa uang untuk ongkos pulang,” timpal orang tua SD, Wawan Suwardi (44), Selasa (2/8/2017) kemarin.

Lalu, CK akhirnya mau membawa pulang SD pada Senin (31/8) pagi dengan menumpang angkutan kota. Nah, nasib apes SD pun dimulai saat angkot tersebut berhenti di persimpangan lampu merah Pasir Kuda.

Pasalnya, kebetulan, yang naik ke dalam angkot tesebut adalah EV, orangtua CK. Di situlah, SD mendapat kekerasan bertubi-tubi dari EV. Di dalam angkot itu, di depan penumpang lainnya, EV melontarkan caci maki kepada SD.

Tak hanya itu saja, EV pun sampai menganiaya SD mulai dari memukul, mencubit, menjambak, menendang. Bahkan, tak puas, EV sampai meludahi SD. “Tangan kiri dicubit sampai biru, kedua pipi ditampar, rambut dijambak dan kakinya ditendang,” jelas orangtua SD.

Ternyata, penyebab kemarahan membabi-buta EV itu lantaran menganggap SD telah membawa lari anaknya, CK hingga tak pulang ke rumah. “Dia (EV) aniaya anak saya karena menganggap anak saya membawa pergi anaknya. Padahal anak saya ini perempuan, justru harusnya saya yang marah,” kesal Wawan.

Akibat perlakuan EV itu, SD kini mengalami trauma. Bahkan, akibat kondisinya yang babak belur, SD malu untuk pergi sekolah dan sudah tiga hari membolos.

Merasa keberatan atas perilaku tetangganya, Senin siang (31/7), SD bersama ibundanya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bogor Barat. Tetapi setelah lama menunggu, aduannya tak kunjung direspon. Dengan alasan petugas sedang tidak di tempat.

Dibantu ketua RW setempat, keduanya pun kembali mendatangi kantor Polsek Bogor Barat keesokan harinya. “Kemarin sudah sempet datang ke sini polisinya, tapi sampai sekarang kita belum menerima surat bukti laporan,” lanjutnya.

Wawan pun mengaku kecewa, pasalnya, polisi justru mengarahkan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan jalan kekeluargaan. “Kalau memang mau berdamai, seharusnya pelakunya datang ke sini baik-baik, bukan lewat polisi,” sambungnya.

Terpisah, Kapolsek Bogor Barat Kompol Indrianingtyas menyatakan bahwa pihaknya sama sekali belum menerima laporan mengenai kasus kekerasan terhadap anak belakangan ini.

Ia mengatakan, kasus kekerasan terhadap anak merupakan kewenangan dari Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Bogor Kota. “Jadi harusnya lapor langsung ke Polresta, di sana ada bagian PPA-nya,” jelasnya. (max/pojoksatu.id)


Berita Lainnya

Index
Galeri