Dampak Sengketa Rohul-Kampar: Dana Desa Tak Cair, 5 Kades Belum Gajian 7 Bulan

Dampak Sengketa Rohul-Kampar: Dana Desa Tak Cair, 5 Kades Belum Gajian 7 Bulan
Ilustrasi.

PASIRPANGARAIAN - Sengketa perbatasan di lima desa antara Kabupaten Rokan Hulu‎ (Rohul) dengan Kabupaten Kampar bukan hanya mengorbankan dunia pendidikan saja, pembangunan di lima desa juga terganggu.

Terganggunya pembangunan di lima desa disebabkan belum cairnya dana bantuan Alokasi Dana Desa (ADD) dari Pemkab Rohul, dan Dana Desa‎ dari pemerintah pusat tahun 2017.

Dampak lain, terhitung Januari hingga Juli 2017, Kepala Desa (Kades), Badan Pemusyawaratan Desa (BPD), dan RT/ RW di lima desa di wilayah administrasi Kecamatan Kunto Darussalam dan Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam juga belum menerima honor.

Hal itu diakui Ketua BPD Intan Jaya, Misron Riyadi S.Pdi, Ahad (30/7/2017). Misron mengaku dampak tidak cairnya dana bantuan ADD dan DD, pembangunan di lima desa di perbatasan‎ Rohul-Kampar belum berjalan.

Demikian juga Kades, BPD dan perangkat desa lain di lima desa juga belum menerima honor tujuh bulan terkahir, seperti Desa Intan Jaya, Desa Tanah Datar, Desa Muara Intan, Rimbo Makmur dan Desa Rimbo Jaya yang masuk wilayah administrasi Kecamatan Kunto Darussalam dan Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam.

“Kita sayangkan, pembangunan juga belum terlaksana sama sekali sampai akhir bulan ini (Juli 2017),” ungkap Misron kepada wartawan.

Meski belum menerima honor, dampak belum cairnya ADD dan DD yang tidak diketahui masalahnya, namun pelayanan di lima desa tetap berjalan seperti biasa.

‎Sebagai salah seorang Ketua BPD, Misron berharap Bupati Rohul, Suparman, M.Si dan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman segera menuntaskan sengketa di lima desa.

“Jangan korbankan pemerintah desa, dunia pendidikan dan masyarakat di lima desa. Kami mendesak Gubernur Riau segera menuntaskan permasalahan di lima desa, sehingga tidak berlarut-larut," harapnya.

"Kami (aparat desa) dan masyarakat bingung saat ini. Satu desa ada dua pemerintahan desa. Imbasnya ADD dan DD kini tidak bisa dicairkan," tambah Misron.

Diakuinya, Pemerintah Desa dan tenaga pendidik dari sepuluh sekolah negeri di lima desa sudah pernah berdialog dengan Gubri saat kunjungan kerja di Tambusai Utara.

Mereka meminta ketegasan dan kepastian dari Gubri terkait status lima desa yang masih objek sengketa antara Kabupaten Rohul dan Kabupaten Kampar.‎

"Kita sudah jenuh, gara-gara konflik lima desa, masyarakat dan pemerintahan desa, termasuk sekolah dan pelajar jadi korban. Sampai kapan ini akan berakhir,” sampai Misron dan mendesak Pemprov Riau segera menuntaskan masalah lima desa. (fery/riauterkini.com)


Berita Lainnya

Index
Galeri