Indonesia Beli 11 Jet Tempur Sukhoi-35 dari Rusia

Indonesia Beli 11 Jet Tempur Sukhoi-35 dari Rusia
Ilustrasi.

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas membahas Kebijakan Pengadaan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (26/7/2017). Usai rapat tersebut, pemerintah memutuskan akan membeli 11 pesawat Sukhoi-35.

"(Hasil rapat) ya tadi pembelian Sukhoi, finalisasi sudah. 11 (sukhoi)," kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/7/2017).

Menurut Ryamizard, pembelian 11 Pesawat Sukhoi-35 telah dinegosiasikan sejak dua tahun lalu dengan otoritas Rusia. Sementara itu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini enggan mengungkapkan berapa nilai pembelian 11 sukhoi tersebut. "Itu ada di internet," ujarnya.

Konferensi Tingkat Tinggi Asia Tenggara-Rusia yang dihelat di Kota Souchi pada 20 Mei 2016 lalu, Presiden Joko Widodo secara khusus memperoleh agenda bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dua hari sebelum KTT untuk membahas isu regional dan global.

Witjaksono Adji, Direktur Hubungan Eropa Tengah dan Timur Kementerian Luar Negeri RI, menyatakan salah satu poin pertemuan kedua kepala negara adalah kerja sama bidang pertahanan, termasuk pembelian alutsista.

TNI AU sejak dua tahun terakhir menunjukkan minat serius menambah jet tempur Sukhoi buatan Rusia.

"Pembelian pesawat sukhoi, saya bayangkan akan diangkat di pertemuan bilateral," kata Adji di Ruang Palapa, Gedung Kementerian Luar Negeri Indonesia, Jakarta, Kamis (12/5/2016).

Sukhoi Su-35 merupakan varian terbaru pengembangan Su-27M yang lama berdinas di lingkungan AU Soviet selama beberapa dekade. Peningkatan terus dilakukan, terutama sistem avionik mereka dalam menghadapi negara-negara Barat yang terus berupaya memata-matai kekuatan tempur mereka. Pesawat ini juga memiliki kemampuan untuk menyerang objek di daratan.

Sukhoi lantas mencoba melakukan perubahan, mulai dari sistem aerodinamis, avionik, tenaga hingga metode pembuatannya. Agar lebih ringan dan mampu bermanuver di atas udara, pesawat ini mengalami beberapa pengurangan, seperti campuran logam berkekuatan tinggi dan meningkatkan volume bahan bakarnya hingga mampu menampung 11.500 kg avtur.

Dengan pengurangan itu membuat pesawat mampu bermanuver hingga 120 derajat ketika melakukan penyerangan dan meningkatkan kecepatan saat lepas landas maupun mengurangi kecepatan saat mendarat.

Kemampuan tinggi ini mampu dibaca pilot dengan baik lewat sistem serba digital yang terpasang di dalam pesawat, serta mesin Luylka AL-31FM (AL-35F) yang lebih baik dari Su-27.

Pesawat ini memiliki kecepatan hingga 1.400 km per jam di atas laut dan 2.400 km per jam di ketinggian 60 ribu kaki. Harga satu unit SU-35 dibanderol antara USD 40 juta (atau setara Rp 505 miliar) hingga USD 65 juta (Rp 821 miliar) untuk membuat satu unit pesawat Su-35 itu.

Kekuatan utama dari Su-35 berada pada sensor mereka. Radar jenis NIIP Tikhomirov Irbis-E diklaim mampu mendeteksi 30 target di udara, 4 objek di darat dengan jarak hingga 400 km.

Pesawat ini dilengkapi 30 mm GSh-30 internal cannon yang mampu menembakkan 150 butir peluru. Terdapat 12 slot yang terdiri dari 2 wingtip rails dan 10 wing dan mampu membawa misil, roket dan bom dengan bobot maksimal 8.000 kg. (fery/merdeka.com)


Berita Lainnya

Index
Galeri