2015, Tahun Penuh Tantangan Bagi Pemerintah

2015, Tahun Penuh Tantangan Bagi Pemerintah
pramono anung/merdeka.com
JAKARTA - Pergantian tahun dari 2015 ke tahun 2016 sudah di depan mata. Setiap kementerian, lembaga dan instansi lainnya memiliki catatan sepanjang dalam tahun 2015. Baik itu catatan penuh gonjang-ganjing ataupun capaian-capaian yang diraih.

Selama pemerintahan Presiden Joko Widodo di tahun 2015, Istana memandang tahun 2015 merupakan tahun penuh tantangan. Sebab, hal yang utama di awal pemerintahan Jokowi-JK adalah konsolidasi politik. Baik itu antar partai politik, maupun pemerintah dengan parlemen.

"Ya tantangan di 2015 memang adalah tahun penuh tantangan, karena persoalan konsolidasi politik. Kemudian juga masih adanya dua kubu di parlemen pada waktu itu KMP dan KIH," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana, Jakarta, Rabu (30/12/2015).

Awal tahun 2015, dua kubu antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) masih terasa panas pasca Pilpres 2014. Tidak seperti saat ini yang dirasa lebih mencair dan membaur.

Selanjutnya, kata Pramono, di tahun 2015 persoalan kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan juga mencuri perhatian publik. Sebab, peristiwa tersebut berlangsung hampir 3 sampai 4 bulan lamanya.

"Tetapi kalau dilihat bahwa di ujung pemerintahan Pak Jokowi-JK ini persoalan utama adalah ekonomi mengalami rebon. Jadi kalau dilihat semester pertama ini pertumbuhan 4,67 kemudian naik 4,73 kemudian naik menjadi 4,8 lebih dan terakhir sudah 5 persen," jelas Pramono.

"Ini menunjukkan bahwa titik terbawahnya sudah dilampaui sehingga apalagi apa yang menjadi basis tumpuan pemerintah ini kan membangun infrastruktur, kemudian mengubah dari konsumsi menjadi produksi," tambahnya.

Oleh karena itu, tegas Pramono, pemerintah optimis dan yakin bila di tahun 2016 kondisi ekonomi Bangsa Indonesia akan menjadi lebih baik. Banyak indikasi-indikasi bila ekonomi Tanah Air lebih maju dibandingkan tahun 2015.

Di antaranya, kebutuhan akan semen, baja, dan kebutuhan lainnya mengalami peningkatan yang sangat luar biasa. Disebabkan karena pemerintah sedang giat-giatnya membangun infrastruktur di seluruh Indonesia.

"Jadi ini merupakan indikasi dan pada satu tahun ini setelah reshuffle kabinet pada bulan Agustus ada 8 paket kebijakan yang ternyata bisa menstabilkan ekonomi kita dan membuat Indonesia menjadi tempat investasi yang menarik di dunia usaha. Maka dengan hal tersebut apalagi relatif persoalan stabilitas politik walaupun ada kegaduhan di parlemen berbagai hal, tetapi dilihat secara nasional politik relatif stabil," tandasnya. (merdeka.com)

 


Berita Lainnya

Index
Galeri