JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut sebanyak 12 institusi di Indonesia sistem perangkatnya terserang virus ransomware WannaCry, yang sebelumnya menginfeksi setidaknya 200 ribu komputer di seluruh dunia.
"Laporan yang kami terima ada sekitar 12 institusi yang masuk dan terkonfirmasi, namun bisa saja itu lebih," kata Rudiantara, usai pidato di acara wisuda Universitas Muhammadiyah, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (20/5/2017), seperti dikutip Antara.
Ia mengatakan belasan institusi itu tersebar di Jakarta dan berbagai daerah, dengan segmentasi bidang perkebunan, manufaktur, perguruan tinggi, dan Samsat di Sulawesi.
"Namun secara umum tidak signifikan dibanding dengan negara-negara lain, ini karena bantuan media-media yang secepatnya dan terus menerus mengingatkan kepada masyarakat," katanya.
Ia mengaku, hingga kini Indonesia masih belum aman oleh serangan virus, karena masih ada virus lain yang mengintai dengan total enam sampai delapan jenis di Indonesia.
"Virus yang masih mengintai itu tidak separah WannaCry, dan itu masih ada dan bergentayangan dari ribuan tinggal ratusan yang ada di Indonesia," katanya.
Oleh karena itu, Rudiantara meminta masyarakat untuk tetap waspada, dengan rutin mengganti password atau kata kunci setiap akun, email dan pin ATM, karena itu yang menjadi sasaran serangan virus.
"Lakukanlah secara reguler 'backup' data kemudian pembaruan 'software' atau mengunduh anti virus dengan versi terbaru," kata dia.
Ransomware adalah sejenis aplikasi tools/perangkat perusak yang dirancang serta ditanamkan secara diam-diam dan ketika dijalankan secara jarak jauh akan menghalangi akses kepada sistem komputer atau data, bekerja dengan mengunci sistem dengan cara mengenkripsi file sehingga tidak dapat diakses hingga tebusan dibayar.
Ada pun jenis ransomware yang saat ini sedang mewabah adalah WannaCrypt0r 2.0 ransomware, yang memanfaatkan kelemahan sekuriti pada sistem operasi Windows yang telah ditambal oleh Microsoft melalui Security Update Patch pada Maret lalu.
Namun masih banyaknya sistem komputer yang tidak melakukan pembaruan tersebut menyebabkan ransomware ini cepat menyebar ke seluruh dunia dalam waktu singkat. (max/cnn/ant)