PEKANBARU - Universitas Abdurrab berkolaborasi dengan Institute for the Study of the Islamic Thought and Civilizations (Insists), para ulama, tokoh, serta akademisi dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Pekanbaru menggelar dialog peradaban Islam berbasis ilmu pengetahuan, Rabu (3/5/2017) malam.
Dikupas secara mendalam menyerupai Indonesia Lawyer Club (ILC) yang merupakan program talkshow terkenal di salah satu televisi swasta di tanah air, dialog yang berjalan santai itupun menjadi ajang silaturahmi di kalangan para akademisi kampus, tokoh serta ulama yang hadir.
"Jadi kita memang berkolaborsai dengan Insists dan mengundang sejumlah tokoh, ulama serta para akademisi dari berbagai kampus untuk menyatukan visi secara Islami. Namun tentunya tetap berbasis keilmuan. Kami dari Universitas Abdurrab sudah memulainya untuk menginisiatif perguruan tinggi yang lain. Alhamdulillah, gayung bersambut dan langkah kami ini mendapat support yang positif," ujar Pembina Yayasan Abdurrab, Dr. Susiana Tabrani di sela mengikuti dialog tersebut.
Pihaknya bahkan juga bekerjasama dengan Insists karena lembaga penelitian non pemerintah yang dibentuk oleh para alumni perguruan tinggi dari Negeri Jiran tersebut sudah teruji kemampuannya selama 14 tahun dalam melakukan edukasi, konsultasi, riset dan publikasi.
"Jadi melalui dialog ini nantinya kami juga berencana membentuk suatu komunitas dengan seluruh akademisi kampus, baik rektor, dekan, dosen dan lainnya. Dari terbentuknya komunitas itu, kami sama-sama berharap bisa selalu berdiskusi. Terutama dalam mengantisipasi segala sesuatu yang membahayakan akidah umat Islam agar tidak masuk ke lingkungan kampus ataupun ke lingkungan tempat tinggal. Dengan begitu masyarakat pun tetap menjunjung adab dan perilaku yang baik," paparnya panjang lebar.
Menyikapi hal itu, Direktur Eksekutif Insists, Dr. Syamsuddin Arif turut memberikan respon positifnya. Kata dia, upaya yang telah direncanakan oleh pihak Universitas Abdurrab tersebut merupakan langkah awal untuk bersinergi menggabungkan kekuatan dari berbagai unsur khususnya di kalangan akademisi dalam menghimpun kesamaan pandangan yang erat kaitannya dengan Islam dan ilmu pengetahuan. Walaupun berasal dari perguruan tinggi yang berbeda-beda, tapi dengan adanya komunitas itu nanti, diharapkan akan lahir semangat yang menyatukan perbedaan tersebut.
"Kami ingin kampus-kampus yang ada di Riau dan Indonesia tidak hanya menghidupkan budaya ilmu atau tradisi ilmiah semata tapi juga harus menghidupkan nilai-nilai Islam dalam konteks akademik. Kampus boleh beda, tapi tujuannya tetap harus sama," singkatnya.
Sementara itu, dialog yang dilaksanakan lebih dari dua jam tersebut dihadiri pula oleh rektor maupun perwakilan dari Universitas Riau, Universitas Islam Riau, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Universitas Muhammadiyah Riau, Universitas Lancang Kuning, tuan rumah Universitas Abdurrab dan perguruan tinggi lainnya. (max)