Tekan Angka Perceraian, Kemenag Riau Instruksikan Daerah Programkan Kursus Pranikah

Tekan Angka Perceraian, Kemenag Riau Instruksikan Daerah Programkan Kursus Pranikah
Kakanwil Kemenag Provinsi Riau, Drs H Ahmad Supardi Hasibuan MA.
PEKANBARU - Kakanwil Kemenag Provinsi Riau, Drs H Ahmad Supardi Hasibuan MA, programkan dan instruksikan semua Kakan Kemenag Kabupaten/Kota se-Riau, untuk melaksanakan kursus pra nikah, sebagai salah satu upaya antisipatif tekan angka perceraian, yang menunjukkan trend peningkatan dari tahun ke tahun.
 
Demikian disampaikan Kakanwil Kemenag Riau, ketika menyampaikan sambutan pengarahan, sekaligus membuka secara resmi Orientasi Pembinaan Keluarga Hitta Sukhaya bagi umat Budhis se Prov Riau, Ahad (30/4/2017), bertempat di hotel Terago, Pekanbaru.
 
Menurut Ahmad Supardi, angka perceraian yang terus meningkat sangat membahayakan, sebab keluarga adalah benteng pertahanan utama sebuah bangsa. Keluarga atau rumah tangga adalah bahagian terkecil dari sebuah negara. Kumpulan dari beberapa keluarga melahirkan RT. RT melahirkan RW, selanjutnya melahirkan RW, Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kab/Kota, Provinsi dan akhirnya negara.
 
"Jika keluarga rapuh atau bahkan berantakan, maka dapat dipastikan sebuah negara akan rapuh dan rentan kehancuran ataupun bangkrut," ungkapnya.
 
Mantan Kakan Kemenag Rohul ini lebih lanjut menyatakan, bahwa saat ini angka perceraian telah menembus angka 30 persen. Artinya, setiap ada 10 pasang pernikahan, maka dipastikan akan ada yang bercerai 3 pasang. Hal ini tentu akan sangat berbahaya, sebab ternyata penyumbang utama anak anak nakal, berandalan, pemakai narkoba, dan penyakit masyarakat lainnya adalah keluarga yang berantakan/bercerai (Broken Home).
 
Menurut Ahmad Supardi Hasibuan, yang alumni Pondok Pesantren Musthafawiyah Purbabaru Kab Mandsiling Natsl Prov Sumatera Utara ini, penyebab terjadinya angka percersian adanyak hal. Antara lain, ketidak tahuan antara hsk dan kewajiban; Persoalan ekonomi; Ketidak matangan dalam berkeluarga (kawin muda); Perselingkuhan (WIL/PIL); dan bahkan ada yang bercerai gara gara SMS nyasar ataupun SMS gelap. Untuk itu, diharapkan agar semua pemimpin umat beragama dan tokoh tokohnya, berpartisipasi aktif dalam pembinaan dsn pelaksanaan kursus pra nikah ini, sehingga lahir keluarga Sakinah/Hitta Sukhaya/Bahagia dan sejahtera. (max)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri