Korea Utara Ancam Tembakkan Nuklir ke Australia, Ada Apa?

Korea Utara Ancam Tembakkan Nuklir ke Australia, Ada Apa?
Ilustrasi.
PYONGYANG - Korea Utara mengancam akan menembakkan senjata nuklirnya  ke Australia sebagai jawaban  atas pernyataan Menteri Luar Negeri Julie Bishop yang akan menjatuhkan sanksi baru terhadap negara yang dipimpin Kim Jong-un.
 
Ancaman Korea Utara terhadap Australia disampaikan kantor berita Korea Utara, KCNA dan dilansir Guardian, Ahad (23/4/2017). "Jika Australia kukuh mengikuti langkah Amerika Serikat mengisolasi dan melumpuhkan Korea Utara dan tetap bersekutu dengan Amerika Serikat, hal ini jadi tindakan bunuh diri dengan tembakan senjata nuklir dari pasukan strategis Korea Utara," ujar KCNA mengutip laporan Kementerian Luar Negeri Korea Utara. 
 
Korea Utara marah atas pernyataan Bishop saat diwawancarai dalam program AM radio ABC tentang program senjata nuklir Korea Utara. Bishop menegaskan, program senjata nuklir Korea Utara sebagai ancaman serius bagi Australia kecuali jika masyarakat internasional menghentikannya. 
 
Bishop melanjutkan, hukuman atau sanksi merupakan pesan yang mungkin paling jernih untuk Korea Utara bahwa tindakannya tidak dapat ditoleransi. "Senjata nuklir Korea Utara tidak dapat diterima di wilayah ini," kata Bishop. 
 
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara meminta Bishop untuk berhati-hati berbicara sebelum memuja sekutunya, Amerika Serikat. "Menteri Luar Negeri Australia seharusnya lebih baik berpikir dua kali mengenai konsekwensi dari kecerobohan lidahnya sebelum memuji Amerika Serikat," ujar pernyataan itu. 
 
KCNA menegaskan, pernyataan Bishop tidak akan pernah dimaafkan seolah-olah ini tindakan menentang perdamaian. Korea Utara seolah-olah menentang perdamaian dan melangkah hanya untuk mempertahanan diri. 
 
Selain itu, Korea Utara menuding Australia melindungi kebijakan permusuhan Amerika Serikat mengenai ancaman nuklir dan surat kaleng yang isinya menentang Korea Utara. Tindakan Australia ini dinilai sebagai akar penyebab krisis terjadi di Semenanjung Korea saat ini dan mendorong Amerika Serikat memilih opsi yang ceroboh dan berisiko dalam aksi militernya. (max/tmp)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri