Malam Puisi Pekanbaru

Dari Malam Puisi hingga Kelas Menulis Malam Puisi Pekanbaru

Dari Malam Puisi hingga Kelas Menulis Malam Puisi Pekanbaru
Malam Puisi Pekanbaru saat menggear Kelas Menulis Malam Puisi di Rumah Budaya Sikukeluang (foto: ist

PEKANBARU - Keindahan bahasa yang terkandung di dalam puisi memiliki daya tarik tersendiri. Puisi salah satu karya sastra yang menggunakan metafora-metafora. Dengan demikian puisi menjadi karya seni yang layak untuk dinikmati. Seiring perkembangan zaman, puisi berkembang dengan pesat di tengah masyarakat dan berbagai golongan. Artinya, puisi kini tidak hanya terbatas pada kalangan sastrawan saja. Puisi telah dicintai oleh berbagai kalangan.

Hal inilah yang mendorong beberapa orang pencinta puisi di kota Pekanbaru, untuk membuat sebuah komunitas yang dapat berperan sebagai wadah untuk menyalurkan hobi serupa. Terlebih, di kota-kota lain di Indonesia seperti Bali dan Jakarta, juga sudah melakukan hal yang sama dengan antusias yang tinggi.  Menurut Nurdiansyah Oemar, salah satu pendiri Malam Puisi Pekanbaru saat ditemui riaurealita.com di Resto Andini, Senin (27/3/2017), pada akhir Desember 2013 lalu, beberapa anak muda yang ada di Kota Pekanbaru mengadakan pertemuan untuk membangun rumah sederhan dengan harapan bisa memasyarakatkan puisi ke seluruh kalangan.

Alhasil, rumah sederhana yang bernama Malam Puisi Pekanbaru itu, terselenggara pada Januari 2014 mengusung tema "Secangkir Kopi, Rindu, dan Kelahiran Cinta" untuk pertama kalinya. Tema ini diambil sebagai perwujudan lahirnya sebuah harapan dari cinta terhadap puisi dan kopi para inisiator awal Malam Puisi Pekanbaru yang sedang merindu.

"Kami ingin memiliki rumah untuk orang-orang yang menyukai puisi. Dan harapannya dari sana kita bisa sama-sama belajar lebih jauh tentang puisi itu sendiri," ujar Nurdiansyah.

Ditambahkannya, komunitas yang sudah hampir berumur 4 tahun ini, terus aktif memasyarakatkan puisi dari kafe ke kafe tiap bulannya hingga sekarang. Tidak sampai di situ, komunitas ini juga sering mengisi acara dengan membawakan musikalisasi puisi di berbagai kegiatan literasi budaya. Akhir tahun 2016, Malam Puisi Pekanbaru  mulai membuka Kelas Menulis secara terbuka untuk umum.

"Jadi, bagi siapa saja yang ingin belajar menulis, terutama puisi, kelas ini tidak dipungut biaya dan diadakan sekali sebulan. Maret ini, sudah kali ke-empat Kelas Menulis diadakan," jelas Nurdiansyah yang lebih senang dipanggil Nday.

Nday berharap dengan adanya Kelas Menulis oleh Komunitas Malam Puisi Pekanbaru ini, mampu melahirkan penulis-penulis baru yang tidak cuma sekedar pandai membaca, namun juga mampu menulis lewat bedah karya dan tulisan bersama-sama. Sebagai tambahan informasi, Malam Puisi Pekanbaru, kembali menggelar Kelas Menulis dengan tema Realisme Magis pada Selasa (28/3/2017) pukul 16.00 WIB hingga selesai. Kegiatan tersebut diadakan di Rumah Budaya Sikukeluang, jalan Dwikora No.2.

"Kelas Menulis ini terbuka untuk umum. Bagi siapa saja yang ingin hadir di kelas ini silakan datang. Kegiatan ini tidak memungut biaya apa pun," tutup Nurdiansyah.

 

Reporter: Putri Andini Agustin

Editor: Anju Mahendra


Berita Lainnya

Index
Galeri