Barcelona Sukses Bungkam PSG 6-1 Berkat Kecerdikan Enrique

Barcelona Sukses Bungkam PSG 6-1 Berkat Kecerdikan Enrique
Luis Enrique.
JAKARTA - Keberhasilan Barcelona lolos ke babak 8 besar Liga Champions setelah membungkam PSG 6-1 pada laga Kamis dini hari tadi tak dapat dipungkiri merupakan hasil kecerdikan Pelatih Luis Enrique. Dia melakukan perubahan pada skema permainan Barcelona sehingga membuat para pemain PSG tampak bingung menghadapinya. 
 
Sejak sebelum pertandingan dimulai, Barcelona memang telah diprediksi akan menggunakan formasi 3-4-3 ketimbang 4-3-3. Mereka sukses menerapkan pola itu dalam 2 laga terakhir di Liga Spanyol saat menghadapi Celta Vigo dan Sporting Gijon
 
Namun formasi 3-4-3 yang digunakan Enrique pada saat melawan PSG sedikit berbeda dari formasi yang digunakan saat melibas Gijon dan Celta. Jika pada 2 laga sebelumnya Barcelona menggunakan 4 gelandang sejajar, saat menghadapi PSG Enrique lebih menggunakan pola berlian di lini tengahnya. 
 
Dia menempatkan Busquet sebagai jangkar dan Ivan Rakitic sebagai gelandang kanan. Andres Iniesta berada di sebelah kiri dan yang paling mengejutkan adalah peran Lionel Messi yang lebih banyak bermain sebagai penyerang lubang di belakang 1 penyerang murni, Luis Suarez. Perubahan posisi Messi itu membuat Rafinha Alcantara di dorong lebih ke depan.
 
Formasi ini membuat para pemain PSG tampak kebingungan membaca pergerakan para pemain Barcelona dan membuat koordinasi pertahanan PSG sangat buruk. Mobilitas para pemain Barcelona yang melakukan rotasi posisi semakin membuat mereka leluasa mengobrak abrik lini pertahanan anak asuh Unai Emery yang tampak sangat tangguh pada laga pertama di Paris. 
 
Dua gol pada babak pertama merupakan bukti keberhasilan taktik Enrique. Pada gol pertama yang dicetak Luis Suarez, lini belakang PSG tampak kehilangan koordinasi saat menjaga para pemain Barcelona. 
 
Demikian juga pada gol kedua, koordinasi lini pertahanan PSG sangat buruk saat mengantisipasi tusukan Andres Iniesta. Kesalahan Layvin Kurzawa dalam mengantisipasi sepakan pelan Iniesta sehingga menjadi gol bunuh diri juga memperlihatkan bagaimana anak asuh Unai Emery panik menghadapi formasi baru Barcelona itu. 
 
Ketidakhadiran Jordi Alba sebagai bek sayap pada laga itu juga bisa dibilang sebagai berkah bagi Barcelona. Tanpa Alba, Neymar mendapat keleluasaan untuk mengeksploitasi sisi kanan pertahanan PSG dengan sokongan dari Iniesta. 
 
Alhasil para pemain PSG beberapa kali harus menjatuhkan Neymar yang salah satunya berbuah pinalti bagi Barcelona. 
 
Pola 3-4-3 juga ternyata membuat pertahanan Barcelona lebih kuat. Hal itu tak lepas dari instruksi Enrique yang meminta para pemainnya untuk langsung memepet pemain lawan begitu mereka kehilangan bola. 
 
Pada laga pertama di Paris dua pekan lalu, hal ini menjadi salah satu titik lemah Barcelona. Mereka terlalu mudah kehilangan bola di lini tengah dan kesulitan untuk merebut kembali bola dengan cepat. Wajar, saat itu, lini tengah Barcelona tampak lebih berlubang karena diisi hanya dengan 3 pemain saja. (max/tmp)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri