MUI Sebut Donald Trump Jadi Masalah Baru Bagi Dunia Islam

MUI Sebut Donald Trump Jadi Masalah Baru Bagi Dunia Islam
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin.
JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin menilai terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) merupakan masalah baru bagi dunia Islam.
 
Dia berpendapat, ketegangan antara AS dengan kelompok Islam di dunia akan makin meningkat. "Memang ini bisa menimbulkan masalah baru, ketegangan, antara Amerika dengan dunia Islam yang selama ini ada masalah," kata Din di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, sebagaimana dilansir Tempo.co, Rabu (9/11/2017).
 
Menurut Din, selama ini Trump memiliki riwayat yang buruk terhadap kelompok Islam. Pernyataan dan tindakannya dinilai diskriminatif. Taipan properti asal New York itu juga kerap menyingkirkan kelompok migran.
 
 
Padahal menurut Din, warga Amerika mulanya adalah kelompok pendatang yang melakukan migrasi dari Eropa. Trump, kata Din, lupa soal itu. "Sebelum menjadi presiden saja sudah punya pernyataan yang negatif, sinis, bahkan tindakannya, saya tidak bisa memahami di era yang modern ini masih ada orang yang eksklusif seperti itu," katanya.
 
Din menyebut hubungan antara AS dengan kelompok Islam di dunia memburuk saat negara adidaya itu dipimpin oleh Presiden George W Bush. Bush dituding sering mengadakan perang dan teror terhadap Islam.
 
Namun menurutnya, kondisi mulai membaik ketika Barack Obama menjabat sebagai orang nomor satu di AS. Sentimen anti Amerika berkurang. "Nah sekarang ini (Trump) saya kira lebih parah dari Presiden George W Bush," kata Din.
 
Meski demikian, Din berharap Trump dapat mengubah pikiran dan tindakan yang lebih baik setelah menjadi Presiden AS, tidak seperti yang selama ini diucapkan saat kampanye.
 
Menyikapi terpilihnya Trump sebagai presiden, Din berniat akan membicarakan dengan organisasi Islam internasional World Conference on Religions for Peace(WCRP) yang berpusat di New York. Dalam organisasi itu, Din menjabat sebagai Honorary President.
 
"Mungkin kami akan diskusikan bagaimana tampilnya Amerika yang sekarang masih menyisakan kekuasaannya sebagai adikuasa jangan kemudian menimbulkan masalah besar bagi peradaban dunia yang sebenarnya sudah rusak ini," ujar Din.
 
Sementara MUI sendiri belum memikirkan sikapnya untuk menjembatani hubungan Islam dengan AS jika terpilihnya Trumph benar-benar terpilih sebagai presiden. (max/cnn)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri