Presiden: Islam dan Indonesia Tak Perlu Dipertentangkan

Presiden: Islam dan Indonesia Tak Perlu Dipertentangkan
Presiden Joko Widodo.
JAKARTA - Tiga hari menjelang unjuk rasa menentang kandidat petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Presiden Joko Widodo secara khusus mengumpulkan petinggi Majelis Ulama Indonesia, Pengurus Besar Nadhlatul Ulama, dan Pengurus Pusat Muhammadiyah di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/11/2016).
 
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyebut ulama bertugas membawa kabar baik, menjaga umat, dan memberikan tuntunan.
 
"Kami berharap ulama berani mengambil sikap tegas. Islam dan keindonesiaan tidak perlu dipertentangkan," kata Presiden Jokowi.
 
Jokowi berharap ulama berperan dalam upaya menjaga kesatuan bangsa. Ia mengingatkan, sejumlah negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pernah memuji Indonesia karena dapat memelihara kerukunan antarumat beragama.
 
"Nasehat yang penuh kedamaian sekarang ini sangat dinanti-nanti dari para ulama," ucap Jokowi.
 
Sebelum bertemu Presiden, Ketua PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, lembaganya dimintai pendapat mengenai unjuk rasa Jumat mendatang. 
 
Said mewanti-wanti agar para peserta unjuk rasa nanti tidak merusak fasilitas publik dan melanggar hukum. "Demonstrasi adalah hak seluruh warga, asalkan dilakukan secara beretika, beradab, dan tidak anarki," ucapnya.
 
PBNU, Muhammadiyah, dan MUI sebelumnya bertemu Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan, Komando Daerah Militer, dan Imam Besar FPI Habib Rizieq. 
 
Unjuk rasa Jumat nanti diprakarsai Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GPNF MUI). Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap Ahok atas ucapan yang menyitir Surat Al Maidah. (ade/cnn)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri