Gamer Mulai Tinggalkan Pokemon Go, Membosankan?

Gamer Mulai Tinggalkan Pokemon Go, Membosankan?
Ilustrasi.
JAKARTA - Pokemon Go yang dirilis pada awal Juli lalu dalam sekejap mampu menyulap gamer di seluruh dunia menjadi sibuk memburu monster saku di mana-mana. Seiring berjalannya waktu, ada tanda-tanda gamer sudah mulai bosan dengan permainan ini.
 
Aplikasi Pokemon Go yang telah merambah ke puluhan negara ini tercatat telah diunduh sebanyak 100 juta kali hingga awal Agustus kemarin. Sayangnya antusiasme gamer kian menurun, di mana ini bisa dilihat dari data analisis garapan Apptopia yang dipublikasikan Bloomberg.
 
Data tersebut menunjukan pada pekan lalu telah terjadi penurunan pengguna harian Pokemom Go sejak game tersebut diluncurkan.
 
Selama masa baru dirilis yakni tanggal 5 hingga 11 Juli 2015, pengguna aktif harian Pokemon Go terus meningkat dari 5 juta mencapai 15 juta. Puncaknya terjadi pada pertengahan Juli yang menghasilkan sekitar 45 juta pengguna per hari.
 
Namun memasuki bulan Agustus, pengguna aktif harian Pokemon Go justru semakin landai dan pada pertengahan bulan ini angkanya berada di kisaran 30-an juta pengguna per hari.
 
Niantic Inc. selaku pengembang game augmented reality ini kemudian dianggap akan menghadapi tantangan besar untuk tetap menjaga kestabilan jumlah gamer dalam skala bulanan ke depannya, yakni dengan cara terus melakukan pembaruan atau inovasi di dalam aplikasi serta layanan.
 
Sebelumnya firma analisis App Annie turut memaparkan bahwa Pokemon Go telah menghasilkan pendapatan sekitar US$100 juta atau setara Rp1,3 triliun per hari dari aplikasi berbasis Android dan iOS.
 
Aplikasi ini dinilai membantu mempopulerkan teknologi augmented reality, hingga menjadi acuan para pengembang tentang bagaimana menciptakan game yang memikat para pengguna.
 
Dalam laporan Sensor Tower sebelumnya disebutkan Pokemon Go mampu melibas game Clash Royale hasil gubahan Supercell dengan total unduh sekitar 10 juta.
 
Pada dasarnya, yang membuat Pokemon Go begitu mengesankan adalah segala pencapaiannya itu bersifat organik. Game itu tidak memasang iklan mahal di televisi, tetapi popularitasnya telah membuat Apple maupun Google menempatkannya di halaman depan App Store dan Play Store. (max/cnn)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri