Arti Kemerdekaan Indonesia bagi Jomblo dan Jomblo yang Merdeka

Arti Kemerdekaan Indonesia bagi Jomblo dan Jomblo yang Merdeka
Ilustrasi
Penulis: Makmur HM
 
HARI ini, 17 Agustus 2016, seluruh masyarakat Indonesia merayakan hari kemerdekaan. Dengan penuh kemalasan ala generasi zaman sekarang, sebagian masyarakat Indonesia mengikuti upacara dan mudah-mudahan tidak ada yang sambil hunting Pokemon yang nyangsang di tiang bendera atau yang lagi menemani inspektur upacara di atas podium.
 
Setelah upacara, ritual lain yang bakal meramaikan yaitu digelarnya berbagai perlombaan, mulai dari panjat pinang, balap karung, balap lari pakai bakiak sampai lomba makan kerupuk yang dari zaman dahulu kala selalu menjadi korban adalah kerupuk dengan jenis yang sama. Barangkali, ada juga yang bikin perlombaan menangkap Pokemon yang lagi kekinian itu.
 
Terlepas dari itu semua, ada satu ras dalam kehidupan yang ternyata tak pernah mendapatkan sorotan setiap kali perayaan kemerdekaan itu dilaksanakan. Yap! ras jomblo. Merekalah alasan saya menulis hanya sebagian masyarakat Indonesia yang mengikuti upacara di paragraf pertama. Karena biasanya, ras ini lebih memilih tidur ketimbang harus menghadapi riuhnya suasana tujuh belasan.
 
Ada hal menarik ketika kita berbicara kemerdekaan dalam konteks dunia perjombloan. Pertama, yang harus diketahui, apa sih sebenarnya arti kemerdekaan Indonesia bagi jomblo? 
 
Oke, saya akan coba memberi sedikit penjelasan. Arti kemerdekaan Indonesia bagi jomblo itu simpel. Yaitu, bahagia. Tidak ada yang lebih nikmat bagi para jomblo selain kebahagiaan. Sebab, bagi mereka, bahagia adalah salah satu keadaan atau perasaan yang sangat langka. Coba bayangkan, betapa tersiksanya jomblo ketika masa-masa penjajahan? Mereka harus memikul beban peperangan fisik, sementara di dalam bathin, kesepian terus berkecamuk membabi-buta.
 
Lalu, seperti apa sebenarnya jomblo yang merdeka? Untuk membahas ini, sebaiknya saya akan flashback dua penyebab seseorang tergolong dalam ras jomblo. Pertama, seseorang itu belum dan/atau tidak laku. Golongan ini belum bisa dikatakan merdeka karena masih dalam jajahan kesepian. Kedua, karena pilihan. Nah, jomblo yang ideologis inilah yang sebenar-benarnya dapat dikatakan sebagai jomblo yang merdeka.
 
Mereka memutuskan dan memilih untuk sementara waktu tidak memiliki pasangan. Mereka berhasil merobohkan tembok jajahan “Kamu di mana? Dengan siapa? Semalam berbuat apa?” dan mematahkan belenggu yang mengharuskan menelepon atau mengirim pesan di malam hari menjelang tidur hanya sekadar mengucap “Selamat bobo ya, sayang. Have a nice dream!” pakai emoticon kecup. So, jomblo yang merdeka adalah orang yang dengan semangat 45 menikmati hidupnya tanpa harus ribet berkompromi dengan pasangannya. Merdeka!
 
Ah, elah! serius amat lu bacanya? Jomblo ya? Ups! ***
 


Berita Lainnya

Index
Galeri