Proyek SMP Madani Diduga Bermasalah, Wartawan Dilarang Meliput

Proyek SMP Madani Diduga Bermasalah, Wartawan Dilarang Meliput
SMP Madani Pekanbaru

PEKANBARU - Proyek Sekolah Menengah Pertama (SMP) Madani milik Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru diduga bermasalah. Pembangunan sekolah yang berada di Jalan Kasah, Kelurahan Tangkerang Tengah, Kecamatan Marpoyan Damai itu terkesan tidak transparan.

Memastikan kondisi proyek, Selasa (9/8/2016) riaurealitacom mencoba menelusuri ke lokasi. Alhasil, riaurealitacom yang datang bersama awak media lain yang meliput aktivitas di lokasi proyek itu pun dihalangi petugas keamanan.

"Mau ke mana, lapor dulu, jangan asal masuk saja nanti saya dimarahi pimpinan. Kemarin setelah Wartawan masuk ke proyek ini, saya langsung dimarahi," kata Mulyanto, petugas keamanan di depan pintu masuk sekolah yang sedang dalam pembangunan itu.

Mirisnya, pelarangan melihat aktivitas proyek, diberlakukan khusus untuk para Wartawan saja. "Wartawan dilarang masuk, itu pesan dari pimpinan kami (Kontraktor), kalau mau masuk ke dalam proyek harus bisa memperlihatkan surat dari Dinas Pendidikan. Kalau tidak ada, tidak boleh, begitu juga jangan sampai ada yang coba mengambil gambar bangunan," kata dia.

Pantauan di lokasi, beberapa orang terlihat hili mudik melewati pintu masuk. Ditanya, mengapa tidak dilarang, Mulyanto menyebut, mereka itu adalah pekerja.

Seperti diketahui, bangunan SMP yang menelan anggaran senilai Rp45 miliar di Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru itu, hingga kini belum difungsikan. Bahkan dikabarkan, kondisi gedung saat ini diduga mengalami bocor pada bagian atap. Sayangnya, riaurealita tidak bisa masuk lebih jauh untuk melihat kondisi bangunam lebih dekat.

Berdasarkan informasi yang didapat, ada sekitar tiga titik bocor di gedung  yang diperuntukan sebagai masjid, begitu juga dengan keramik lantai belum terpasang sempurna.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Kontraktor Konstruksi Indonesia, Syakirman, yang turun langsung ke lapangan menyebutkan, pembangunan gedung SMP Madani senilai Rp45 miliar ini centrang perenang dan asal jadi.

"Bukan hanya bocor, pekerjaan ini centang perenang dan asal jadi. Lihat saja bangunannya tidak siku satu sama lain. Ini bukti pekerjaan itu asal jadi. Pemasangan keramik juga asal-asalan. Itulah kalau proyek ini dikerjakan oleh perusahaan bermasalah. PT Rimbo Peraduan ini sebelumnya bermasalah di beberapa provinsi di Indonesia, tetapi Walikota tetap memaksakan agar proyek ini dikerjakan PT Rimbo Peraduan disebut-sebut join operasionalkan dengan PT Melayu Riau," paparnya. (das)


Berita Lainnya

Index
Galeri