PEKANBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru berencana menjalin kerja sama dengan investor asal Tiongkok dalam pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar. Proyek ini ditargetkan mengubah sampah menjadi sumber energi yang berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, mengungkapkan peluang kerja sama ini muncul setelah kunjungan kerja Sekretaris Daerah Zulhelmi Arifin dan Asisten II Ingot Ahmad Hutasuhut ke pabrik milik calon investor di Tiongkok, beberapa hari lalu.
"Laporan resmi dari hasil kunjungan tersebut akan dipaparkan oleh Sekda besok. Secara garis besar, ada peluang kerja sama yang menjanjikan dalam pengelolaan sampah menjadi energi tanpa biaya tipping fee, yaitu biaya yang biasanya dibayarkan pemerintah kepada pengelola," ujar Agung, Minggu (3/8/2025).
Ia menyebut, selama ini sampah menjadi beban, namun melalui kerja sama ini, sampah justru dapat menjadi sumber pendapatan bagi daerah.
"Ini peluang besar untuk meningkatkan PAD kita," tambahnya.
Delegasi dari Pekanbaru telah meninjau langsung fasilitas pengolahan sampah di Tiongkok. Mereka menyaksikan teknologi yang digunakan, mulai dari sistem membran penutup sampah, jaringan pengelolaan limbah, hingga proses konversi gas metana menjadi energi listrik yang dijual ke perusahaan listrik setempat.
“Mereka sudah punya infrastruktur lengkap dan prosesnya berjalan baik. Kami berharap kerja sama ini bisa menjadi proyek percontohan tingkat nasional, karena belum ada yang serupa di Indonesia,” jelas Agung.
Setelah laporan kunjungan disampaikan secara resmi, Pemko akan menindaklanjuti dengan tahapan teknis, mulai dari penyusunan perencanaan, dokumen Amdal, hingga pendampingan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
"Semua perencanaan harus betul-betul konkret. Tidak boleh hanya sebatas wacana. Jika tahapan ini berhasil kita lalui, proyek ini akan memberi dampak besar bagi Pekanbaru dan daerah lainnya," pungkasnya.
