PEKANBARU - Upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau menunjukkan hasil signifikan. Hingga 25 Juli 2025, total 1.156 hektare lahan yang terbakar berhasil dipadamkan oleh tim gabungan. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Command Center Polda Riau, Sabtu (26/7/2025).
Konferensi dipimpin langsung oleh Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, S.I.K., M.H., M.Hum, didampingi Gubernur Riau Abdul Wahid, Dirjen Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan KLHK Dyah Mutiaraningsih, perwakilan BNPB, BMKG, TNI, dan relawan lapangan.
Gubernur Abdul Wahid menyebut bahwa operasi penanganan Karhutla melibatkan seluruh unsur, termasuk OPD, BPBD, TNI-Polri, hingga masyarakat peduli api. Bantuan dari KLHK, BNPB, dan BMKG melalui operasi modifikasi cuaca juga berperan penting.
“Sebanyak 21.000 kilogram garam telah ditaburkan untuk hujan buatan, dan lebih dari 900.000 liter air disiramkan melalui heli water bombing. Sebagian besar titik api telah padam, terutama di Rokan Hulu dan Rokan Hilir,” ujar Gubernur.
Operasi pendinginan masih terus berlangsung, dengan dukungan dua pesawat, dua helikopter patroli, dan lima helikopter water bombing. Pemerintah Provinsi Riau kini fokus menjaga momentum kolaborasi, memperkuat pencegahan, serta mengawal pemulihan pasca kebakaran.
“Kerja belum selesai, tapi semangat kita tidak padam. Api solidaritas ini menjadi pondasi mewujudkan Riau bebas asap,” tegas Wahid.
Senada, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kekuatan utama dalam penanganan Karhutla tahun ini.
“Api kebersamaan justru semakin menyala. Ini yang memotivasi kami semua di lapangan. Kami bangga atas solidaritas ini,” ujarnya.
Kapolda juga menyampaikan perkembangan penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran. Sejak Januari hingga Juli 2025, Polda Riau menangani 40 kasus Karhutla dengan 50 tersangka, 36 di antaranya diamankan selama Juli.
“Modusnya sudah kami pelajari: lahan dibakar, lalu dua tahun kemudian ditanami sawit. Kami tidak akan mentolerir. Penegakan hukum akan terus dilakukan,” tegas Herry.
Sebagai langkah preventif tambahan, Polda Riau mulai memasang plang larangan pemanfaatan lahan bekas terbakar. Ia mengingatkan bahwa perusakan plang akan dikenai sanksi pidana.
Dirjen Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan KLHK, Dyah Mutiaraninggsih, menyampaikan apresiasi atas respon cepat Pemprov dan Polda Riau.
“Kerja sama ini luar biasa. Bahkan kini, kabut asap di sejumlah wilayah sudah tidak terpantau,” ujarnya.
KLHK juga mengerahkan 118 personel Manggala Agni ke berbagai titik, termasuk ke delapan lokasi prioritas seperti Desa Kesuma (Pelalawan), Bangko Bakti (Rohil), dan Rimbo Panjang (Kampar). Selain pemadaman, KLHK juga menyoroti perlunya pembenahan tata kelola perizinan dan pengawasan pemanfaatan hutan.
“Kami tengah meninjau ulang sistem perizinan PPH dan pengawasan kawasan rawan terbakar. Ke depan, Karhutla harus ditekan hingga tidak menjadi siklus tahunan lagi,” kata Dyah.
Sementara itu, BMKG mencatat telah melakukan 25 sortie operasi modifikasi cuaca dan berhasil menurunkan hujan intensitas sedang hingga tinggi di wilayah seperti Dumai dan Pekanbaru.
“Saat ini asap tidak lagi terdeteksi secara signifikan. Namun proses pendinginan masih dilakukan karena masih ada bara api di bawah permukaan,” jelas perwakilan BMKG.

