PEKANBARU - Deni Sartika, S.M., mahasiswa Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Lancang Kuning (Unilak), mengangkat isu strategis mengenai pengelolaan usaha keluarga di sektor perkebunan kelapa sawit dalam penelitiannya. Di bawah bimbingan Dr. Richa Afriana Munthe, S.E., M.M., dan Dr. Imran Al Ucok Nasution, S.T., M.M., Deni menyoroti perlunya penerapan prinsip manajemen organisasi dalam usaha keluarga yang selama ini cenderung dikelola secara informal.
Menurut Deni, meskipun sektor ini memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat pedesaan, banyak usaha keluarga masih menghadapi tantangan serius, seperti efektivitas operasional yang rendah dan lemahnya keberlanjutan usaha.
“Beberapa masalah umum yang sering ditemui meliputi tumpang tindih peran antar anggota keluarga, ketiadaan pembagian tugas yang sistematis, keputusan yang diambil secara emosional, serta pengelolaan keuangan dan pemasaran yang masih berbasis kebiasaan,” ungkap Deni, Selasa (15/7/2025).
Untuk menjawab permasalahan tersebut, Deni mengusulkan penerapan Role Theory yang dikembangkan oleh Miles. Teori ini menekankan pentingnya kejelasan peran dalam struktur organisasi, agar setiap individu memahami tanggung jawab, batas kewenangan, dan standar kinerja yang diharapkan.
“Ketidaktepatan dalam mendefinisikan peran dapat memicu konflik internal dan menurunkan produktivitas,” jelasnya.
Sebagai solusi konkret, Deni menyarankan restrukturisasi usaha keluarga menjadi organisasi berbasis peran (role-based organization). Langkah awalnya adalah memetakan seluruh kegiatan operasional, menetapkan peran-peran kunci seperti manajer kebun, keuangan, pemasaran, dan administrasi, serta menempatkan personel berdasarkan kompetensi, bukan semata hubungan kekeluargaan.
Ia juga menekankan pentingnya sistem pelaporan, pelatihan manajerial, dan penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) sebagai fondasi pengelolaan modern.
Gagasan ini mendapat dukungan dari Dr. Chandra Bagus, S.T., M.M., praktisi manajemen dan engineering. Menurutnya, Role Theory termasuk dalam kategori Middle-Range Theory yang bersifat spesifik namun aplikatif, khususnya untuk usaha kecil dan menengah.
“Teori ini telah banyak digunakan dalam pengembangan struktur organisasi modern yang mengedepankan kejelasan peran dan akuntabilitas,” jelas Dr. Chandra.
Sebagai penguatan gagasan, ia juga menyarankan pembentukan Family Business Governance Board, yakni forum strategis internal untuk mengawasi operasional dan menjaga keseimbangan antara nilai kekeluargaan dan profesionalisme.
“Forum ini penting untuk mendorong pertumbuhan usaha keluarga menjadi entitas bisnis yang sehat dan berdaya saing tinggi,” pungkasnya.

