Jusuf Kalla Bantah Ada Serbuan Tenaga Kerja China ke Indonesia

Jusuf Kalla Bantah Ada Serbuan Tenaga Kerja China ke Indonesia
Wakil Presiden, Jusuf Kalla.
JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini tidak ada serbuan tenaga kerja asal China ke Indonesia. Sebab, tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia ada aturannya.
 
"Tenaga kerja dari luar itu ada aturannya, yang boleh yang punya skill saja yang kita tidak punyai, atau yang punya investasi," kata Kalla seperti dilansir Tempo.co, Selasa (2/8/2016) di Jakarta Convention Center, Jakarta.
 
Selain ketentuan di atas, kata Kalla, tidak ada tenaga kerja bebas yang masuk ke Indonesia. "Hanya yang punya investasi atau skill khusus," ujar Kalla.
 
Adapun kalangan buruh meminta pemerintah serius menyikapi banjir tenaga kerja asal China. Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia Mira Sumirat mengatakan masuknya tenaga kerja China bisa membahayakan tenaga kerja dalam negeri.
 
“Masuknya pekerja asing dari China ini masalah dan ancaman bagi kita semua,” tutur Mira dalam seminar bertema “Efek Domino Serbuan Tenaga Kerja Asing Asal Tiongkok” di Wisma Antara, Jakarta Pusat, Selasa.
 
Ia mengacu pada fakta semakin banyaknya tenaga kerja pribumi yang menganggur atau terkena pemutusan hubungan kerja di tengah masuknya tenaga kerja China. Karena itu, dia mendesak pemerintah serius menyikapi banjir tenaga kerja China. Masuknya tenaga kerja asing yang dinilai pemerintah sebagai investasi ini dapat berubah menjadi invasi asing.
 
Mira mengatakan seharusnya tujuan investasi tenaga kerja asing bertujuan mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Namun, dia menambahkan, data Badan Pusat Statistik menunjukkan adanya kenaikan angka pengangguran dari sekitar 6,17 persen menjadi 6,73 persen. Adapun jumlah kemiskinan pada 2016 naik 869 ribu.
 
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal turut mengecam banjir tenaga kerja China. Ia melihat adanya kesenjangan dalam bentuk upah kerja. “Kami bukannya anti-investasi tenaga asing atau China, tapi kedua pihak harus dapat keuntungan yang sama, jangan pinggirkan kaum buruh,” ucap Said. (max/tmp)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri