Pekanbaru - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru terus berupaya mengatasi permasalahan tumpukan sampah dengan menggandeng pihak ketiga. Salah satu langkah yang diambil adalah menambah trans depo, atau tempat penampungan sementara sampah, yang rencananya akan dibuka di kawasan Jalan Air Hitam.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru, Iwan Simatupang, menyebutkan bahwa saat ini sudah ada dua trans depo yang beroperasi, dan pihaknya sedang mempersiapkan pembukaan yang ketiga.
"Hasil pemaparan mereka (pihak ketiga), dua trans depo sudah jalan. Sekarang mempersiapkan mau buka satu lagi di Jalan Air Hitam," ujar Iwan, Senin (3/2/2025).
Trans depo berfungsi sebagai titik transit sebelum sampah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar II. Dengan sistem ini, sampah tidak langsung dibuang ke TPA, melainkan dikumpulkan lebih dulu di trans depo agar pengangkutan lebih efisien.
Selama ini, proses pembuangan langsung ke TPA sering terhambat karena kapasitas lahan yang terbatas dan keterbatasan alat berat. Jika truk datang bersamaan, antrean bongkar bisa memakan waktu berjam-jam. Dengan adanya trans depo, durasi angkut diharapkan lebih cepat dan sampah tidak lagi menumpuk di TPS.
PT Ella Prata Prakasa (EPP), selaku operator pengangkutan sampah, sudah mengoperasikan dua trans depo, yaitu di Kecamatan Rumbai dan Jalan Labersa, Kecamatan Bukit Raya. Trans depo di Jalan Air Hitam, yang akan segera dibuka, berlokasi tidak jauh dari Kantor Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.
Meskipun trans depo baru akan segera dibuka, DLHK menegaskan bahwa PT EPP harus meningkatkan kinerja mereka dalam pengangkutan sampah.
"Kita minta pola kerja mereka diperbaiki. Kita mendesak mereka supaya memperbaiki kinerja mereka untuk pengangkutan sampah ini," tegas Iwan.
DLHK memberikan waktu hingga Februari 2025 bagi PT EPP untuk memperbaiki kinerjanya. Jika tidak ada perubahan signifikan, DLHK akan menjatuhkan sanksi, termasuk kemungkinan pemberian Surat Peringatan (SP) kepada operator.