Pekanbaru - Layanan Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) hingga Minggu (5/1/2025) masih belum beroperasi melayani penumpang. Penghentian operasional ini telah berlangsung selama tiga hari, menyebabkan banyak pelanggan Bus TMP mengeluhkan kondisi tersebut.
Akibat tidak beroperasinya bus ini, masyarakat terpaksa merogoh kocek lebih dalam untuk menggunakan alternatif transportasi lain. Hal ini menambah beban biaya bagi warga yang selama ini mengandalkan layanan angkutan massal tersebut.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Roni Rakhmat, menyatakan telah menerima laporan terkait masalah ini. Ia juga mengaku sudah memanggil Kepala Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru untuk mencari solusi.
Menurut Roni, penghentian operasional Bus TMP disebabkan oleh ketiadaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini terjadi karena anggaran untuk membayar BBM belum tersedia.
"Kami sudah memanggil kadis, maka harus ada upaya atau solusi dalam menanggulangi permasalahan ini," terang Roni Rakhmat.
Roni menuturkan, bahwa pengelola bus TMP meminta waktu seminggu untuk menuntaskan permasalahan ini.
Ia juga mengingatkan agar dinas teknis juga ikut membantu pengelola dalam menuntaskan masalah ini. Apalagi Bus TMP sudah beroperasi sejak, Jumat (3/1) kemarin.
"Mereka meminta waktu seminggu untuk menyelesaikan permasalahan ini, agar BBM tersedia untuk operasional bus TMP," jelasnya.
Roni menyatakan harapannya agar masalah operasional Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) segera terselesaikan. Ia berharap bus ini dapat segera kembali melayani masyarakat.
Sebelumnya, Bus TMP juga sempat mendadak berhenti beroperasi pada Jumat (6/12/2024). Kepala UPT Trans Metro Pekanbaru, Sarwono, menjelaskan bahwa penghentian sementara ini terjadi akibat ketiadaan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM). SPBU tidak lagi menyuplai BBM karena adanya tunggakan pembayaran.
Sarwono mengungkapkan bahwa operasional bus akan kembali berjalan setelah suplai BBM tersedia. Namun, hingga akhir November 2024, tunggakan BBM yang harus dibayarkan mencapai Rp630 juta.