Kasihan, Murid SDN 028 Rambah Numpang Belajar di Kantor KNPI Rohul

Kasihan, Murid SDN 028 Rambah Numpang Belajar di Kantor KNPI Rohul
Ilustrasi
PASIR PANGARAIAN - Sekitar 30 murid kelas lima di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 028 Rambah, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) menumpang belajar di kantor Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) setempat di Komplek Perumahan Pemda.
 
Puluhan murid dari rombongan belajar kelas lima SDN 028 Rambah belajar tanpa alas kain di kantor KNPI Rohul sejak tahun ajaran 2016/2017, setelah liburan hari raya Idul Fitri, Senin (11/7/16) lalu. Mereka pindah belajar karena ruangan kelas belajar (RKB) terbatas.
 
Kevin, salah seorang murid SDN 028 Rambah, mengakui belajar di kantor KNPI Rohul kurang nyaman. Selain ruangan sempit, mereka juga sulit bergerak di kantor yang awalnya untuk rumah dinas pejabat ini, seperti ketika akan mengumpulkan buku tugas ke meja guru.
 
"Kami ingin punya kelas baru. Karena di sini sempit," kata Kevin, Rabu (20/7/16) seperti dikutip dari Riauterkini.com.
 
Hal itu dibenarkan Zulhendri. Guru SDN 028 ini mengatakan murid kelas lima terpaksa pindah ke kantor KNPI Rohul karena sekolahnya yang berada di Ibukota Kabupaten Rohul tengah kekurangan RKB.
 
"Memang tempat ini sempit. Gerakan mereka pun terbatas. Kadang murid sering mengeluh," ungkap Zulhendri.
 
Sementara itu, Kepala SDN 028 Rambah, Surianis S.Pd, mengatakan sekolahnya dibangun pada 2012 silam, atau sudah beroperasi lima tahun terakhir.
 
Sebelum bangunan SDN 028 Rambah di Jalan Kelompok Tani Komplek Pemda Rohul dibangun dari dana bantuan pemerintah pusat, murid sempat belajar di mushalla Al-Mujahirin Desa Pematang Berangan.
 
Surianis menerangkan ada 4 ruangan di SDN 028 Rambah, dan semuanya dipakai untuk RKB murid kelas satu, kelas dua, kelas tiga, dan kelas empat.
 
Karena kekurangan RKB, murid kelas lima terpaksa menumpang belajar di kantor KNPI Rohul yang dipinjam secara gratis. Sedangkan ruangan guru pakai lobi sekolah.
 
"Sebenarnya kalau empat ruangan di lantai atas dibangun, ruangan mencukupi, namun belum dibangun juga," jelas Surianis.
 
Perempuan ini mengakui sudah ke sekian kalinya mengajukan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Rohul agar ruangan belajar ditambah.
 
"Namun untuk penambahan RKB, katanya tahun 2017. Sudah berapa kali ada orang yang mengukur-ngukur, tapi belum juga dibangun," ungkap Surianis, dan mengakui dirinya juga sempat bertemu dengan Kadisdikpora Rohul M. Zen.
 
Ia mengakui bisa saja ruangan disekat, namun murid kelas satu hingga kelas lima yang jumlahnya sudah sekira 130 orang, termasuk murid baru, akan sangat ramai dan ribu, apalagi sekat ruangan tidak sampai plafon.
 
"Namun keadaan yang memaksa kami disini. Semoga secepatnya ditambah ruangan belajar di sekolah ini," demikian harapan Surianis, dan mengatakan SDN 028 Rambah juga dipakai untuk belajar murid Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Al-Muhajirin di sore hari. (max/rtc)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri