Kekerasan di Pondok Pesantren: Santri di Kampar Alami Depresi dan Trauma Berat

Kekerasan di Pondok Pesantren: Santri di Kampar Alami Depresi dan Trauma Berat

Pekanbaru - Sebuah kasus perundungan yang dialami seorang santri viral di media sosial Instagram. Insiden tersebut terjadi di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau.

Sang ibu, Shinta Offianty, mengungkapkan bahwa anaknya, FAS (13), menjadi korban kekerasan oleh kakak kelasnya pada 31 Juli 2024.

Dalam wawancara Shinta menceritakan kronologi kejadian yang mengakibatkan putranya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

"Kejadian bermula saat anak saya sedang bermain tirai dengan adik kelasnya sebelum salat zuhur. Tiba-tiba, seorang kakak kelas menegurnya, dan kemudian datang pelaku R dari asrama mesjid yang langsung menendang anak saya," ungkap Shinta pada Selasa (3/9/2024) sore.

FAS yang berusaha melarikan diri justru dikejar oleh sekelompok kakak kelasnya.

"Sekitar 10 orang kakak kelas mendekati dan menantang anak saya. Salah satu dari mereka, pelaku A, kemudian memukul kepala anak saya hingga ia terjatuh dan diinjak-injak oleh pelaku lainnya," ungkapnya.

Akibat kekerasan tersebut, FAS harus dirawat inap di Aulia Hospital selama tiga hari, mulai 1 hingga 3 Agustus 2024. Dokter mendiagnosis FAS mengalami memar di bagian otak.

"Anak saya mengalami trauma berat hingga depresi. Dia bahkan mengalami halusinasi yang membuatnya ingin menyakiti diri sendiri," terang Shinta.

Atas saran dari psikolog UPT PPA Kampar, FAS kini harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan untuk memastikan kondisi kejiwaannya.

"Psikolog menyarankan agar kami segera memeriksakannya ke psikiater, karena jika terlambat, dampaknya akan semakin buruk," sambung Shinta.

Shinta pun berharap agar para pelaku segera ditangkap.

"Saya sudah membuat laporan di Polda Riau sejak 5 Agustus, dan berharap mereka yang bertanggung jawab segera diproses. Kami juga meminta perlindungan dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia," harap Shinta.

Sementara itu, Kasubdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau, AKBP Sepuh Siregar, mengonfirmasi bahwa penyelidikan masih berjalan.

"Kami sedang melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan keterangan dari para saksi. Pemanggilan terhadap para terlapor juga telah diagendakan," kata AKBP Sepuh Siregar pada Selasa (3/9/2024).

Kasus ini kini menjadi sorotan masyarakat, terutama karena dampaknya yang sangat mempengaruhi kondisi fisik dan mental korban. Harapan besar agar keadilan segera ditegakkan menjadi doa dari keluarga korban dan masyarakat yang peduli.


Berita Lainnya

Index
Galeri