PM Inggris David Cameron Mengundurkan Diri, Ini Penyebabnya

PM Inggris David Cameron Mengundurkan Diri, Ini Penyebabnya
David Cameron
LONDON - Penghitungan suara yang menunjukkan Inggris akan keluar dari Uni Eropa, membuat Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan mengundurkan diri. Cameron akan mengundurkan diri dari kursi perdana menteri sebelum musim gugur tahun ini. 
 
Sebanyak hampir 52 persen pemilih menginginkan keluar dari Uni Eropa, sementara 48 persen lainnya masih tetap ingin berada di UE. Cameron dalam pidatonya yang dikutip dari The Guardian mengaku bangga atas kinerjanya sebagai pemimpin Inggris. 
 
Dia telah membentuk koalisi pemerintahan, mengadakan referendum Skotlandia dan referendum Brexit. Cameron sendiri adalah pendukung Inggris tetap berada di UE. 
 
"Saya memperjuangkan referendum dengan kepala dan hati," kata Cameron, seperti dilansir CNNindonesiacom.
 
Namun dia mengatakan, rakyat Inggris telah membuat keputusan. "Rakyat Inggris telah memutuskan mengikuti jalan lain, jadi mereka perlu perdana menteri baru," ujar Cameron.
 
Cameron mengatakan perdana menteri baru akan segera menjabat setelah konferensi Partai Konservatif. Perdana menteri yang baru nanti, kata Cameron, akan memutuskan soal negosiasi ulang UE yang dimuat dalam Traktat 50.
 
Traktat 50 adalah perjanjian keluar dari Uni Eropa yang akan memakan waktu hingga dua tahun. Selama itu, akan dilakukan berbagai perundingan untuk transisi.
 
Selama belum ada PM terpilih baru, Cameron menyatakan tetap meyakinkan pasar dan investor bahwa perekonomian mereka masih kuat. Dia juga meyakinkan warga Inggris di luar negeri dan warga Uni Eropa di Inggris bahwa tidak akan ada perubahan dalam waktu dekat.
 
Boris Johnson, tokoh Partai Konservatif pendukung Brexit disinyalir merupakan tokoh kuat pengganti Cameron. Namun hal ini masih harus ditentukan dalam rapat Partai Konservatif. Jika ada dua calon, maka akan ditentukan melalui pemungutan suara. (das/cnn)
 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri