Ritual Bakar Tongkang 2016, Tiang Kapal Jatuh ke Laut, Ini Artinya

Ritual Bakar Tongkang 2016, Tiang Kapal Jatuh ke Laut, Ini Artinya
Ritual Bakar Tongkang atau dikenal dengan perayaan HUT dewa laut "Ki Hu Ong Ya" tahun 2016.
BAGANSIAPIAPI - Ritual Bakar Tongkang atau dikenal dengan perayaan HUT dewa laut "Ki Hu Ong Ya" menjadi tradisi masyarakat etnis Tionghoa Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau. Dalam ritual kali ini, tiang kapal tongkang terlihat jatuh mengarah ke laut, dipercaya rezeki lebih banyak di laut.
 
Prosesi pembakaran replika kapal tongkang dihadiri Bupati Rohil H Suyatno, Wakil Bupati, Jamiludin, Danrem 031 Wirabima, Brigjen Nurendi, Kejari Rohil, Bima Suprayoga, Anggota DPRD Riau, Siswaja Muljadi dan Wakil Ketua DPRD Rohil, Suyadi, di lokasi Bakar Tongkang, Jalan Perniagaan, Bagansiapiapi, Rohil, Selasa (21/6/2015).
 
Pada ritual Bakar Tongkang tahun 2016 atau tahun Monyet Api, dipercaya masyarakat etnis Tionghoa sebagai arah keberuntungan dalam memperoleh rezeki bahwa peruntungannya lebih banyak di air. Artinya, sektor mata pencaharian melaut bagi nelayan lebih besar. Selain itu, Masyarakat Tionghoa juga mempercayai bahwa melestarikan budaya leluhur dapat mempererat tali silaturahmi.
 
Dari awal ritual dilaksanakan, Senin (21/6/2016), replika kapal tongkang yang sudah berada seharian di Klenteng Ing Hok King mulai diarak ribuan masyarakat etnis Tionghoa Bagansiapiapi menuju ke lokasi pembakaran, dan dipercaya beberapa dewa ikut mengiringi arak-arakan kapal.
 
Hingga di lokasi, replika Kapal Tongkang diletakan di atas ribuan tumpukan kertas sembahyang, kemudian para tokoh dan pejabat pemerintah daerah naik di atas replika kapal untuk memberikan ucapan selamat, hingga selanjutnya kapal mulai dibakar.
 
Menurut sejarah, agenda ritual Bakar Tongkang ini sudah dilaksanakan secara turun temurun sejak tahun 1825 Masehi, sejalan dengan berdirinya Kelenteng Ing Hok King di Bagansiapiapi. Pelaksanaan ritual ini mulai dimeriahkan  semenjak terputusnya era orde baru, Tahun 1998.
 
Kegiatan ritual ini dihadiri dan disaksikan ribuan pengunjung dari berbagai manca negara, sehingga ikon wisata tahunan ini dikenal hingga ke manca negara. Tradisi dan kepercayaan masyarakat Tionghoa Bagansiapiapi ini tetap dipertahankan.
 
Bahkan, upacara prosesi ritual Bakar TTongkang tersebut hanya dilakukan pada bulan ke lima penanggalan Imlek tanggal 16 disebut Go Gwee Cap Lak tersebut. (afn/mcr)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri