Berantas Zika, WHO: Dunia Butuh Rp1,6 Triliun

Berantas Zika, WHO: Dunia Butuh Rp1,6 Triliun
Ilustrasi.
JAKARTA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa dunia membutuhkan dana hingga US$122 juta atau setara Rp1,6 Triliun untuk mengatasi komplikasi akibat virus Zika yang mewabah di Benua Amerika. 
 
Pernyataan tersebut diumumkan oleh WHO pada Jumat (17/6/2016). Dalam penanganan kasus Zika, WHO bekerjasama dengan Pan American Health Organization (PAHO). 
 
Selain itu, WHO juga menyebutkan bahwa dibutuhkan perhatian khusus pada wanita dan remaja yang sudah memasuki usia mengandung, agar terhindar dari bahaya Zika. 
 
Virus yang disebabkan infeksi nyamuk Aedes aegypti di Benua Amerika tersebut dikaitkan dengan cacat lahir, sejak kasus mikrosefalus merebak di Brasil, yang paling parah terkena epidemi Zika. 
 
Cacat lahir tersebut ditandai dengan kepala bayi yang berukuran lebih kecil dari normal dan bisa menyebabkan gangguan perkembangan anak. Pemerintah Brasil mengonfirmasi terdapat lebih dari 1400 kasus mikrosefalus pada bayi yang ibunya positif terinfeksi Zika saat hamil. 
 
Kamis (16/6/2016), Badan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan terdapat tiga bayi yang lahir dengan cacat fisik, dan berkaitan dengan infeksi Zika. Selain itu, terdapat juga tiga kasus keguguran akibat Zika.
 
Direktur Jenderal WHO Margaret Chan mengatakan pihaknya mempelajari Zika secara mendetail, mulai dari cara penyebaran, konsekuensi infeksi dan bagaimana cara mengontrol epidemi tersebut. WHO bahkan telah mengumumkan Zika merupakan kasus darurat kesehatan global pada Februari lalu. 
 
“Respons yang harus dilakukan sekarang adalah melakukan tindakan terintegrasi, khususnya yang mendukung wanita dan remaja usia mengandung agar terhindar dari bahaya Zika,” tutur Chan, dalam pernyataan resmi. 
 
Selain itu, Chan juga menyebutkan bahwa epidemi Zika membutuhkan usaha kolaboratif dari pemerintah di seluruh dunia. Hal tersebut termasuk kampanye global akan bahaya Zika dan nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor virus. Selain itu, peningkatan imunitas masyarakat di daerah rawan epidemi Zika, ketersediaan dan akses vaksin, kesiapan tenaga medis dan fasilitas uji laboratorium juga merupakan hal penting. 
 
“Dunia membutuhkan mekanisme pembiayaan koheren untuk mengatasi Zika,” kata Chan, yang menambahkan, saat ini pendonor biaya kasus darurat kesehatan global tersebut sudah meningkat menjadi 60 negara dari 23 negara, pada Februari 2016. 
 
“Setidaknya dibutuhkan dana sebesar US$122 juta untuk mengimplementasikan semua rencana penanggulangan masalah Zika agar bisa sepenuhnya teratasi pada Desember 2017 nanti.” (max/cnn)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri