Tangkap Ikan di Selat Malaka, Aparat Malaysia Usir Nelayan Rohil

Tangkap Ikan di Selat Malaka, Aparat Malaysia Usir Nelayan Rohil
ilustrasi
PALIKA - Kapal patroli angkatan laut Malaysia mengusir tujuh buah boat nelayan asal Panipahan Kacamatan Pasir Limau Kapas (Palika) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) saat mencari ikan diperairan Selat Malaka, Selasa (14/6/2016). 
 
Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB, saat kondisi laut Selat Malaka dalam keadaan pasang besar, para nelayan tengah menjaring ikan didekat perbatasan laut Indonesia - Malaysia. 
 
Kerena diancam dengan senjata, nelayan yang ketakutan ditembak ditempat aKhirnya memutuskan untuk mundur. "Ini wilayah kami. Kalian mau pergi dari sini atau tidak," ujar Sahrin Siregar menirukan gertakan dari oscar Malaysia itu saat dihubungi wartawan. 
 
"Senjatanya diarahkan sama kami. Kami terpaksa pergi," tambahnya lagi. 
 
Setelah pulang, para nelayanpun langsung melaporkan kejadian ini ke Ranting Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Palika. Hal ini, langsung mendapat respon dari DPC HNSI Rohil. 
 
Dikutip dari riauterkinicom, Ketua DPC HNSI Rohil Murkan Muhammad didampingi Sekretaris DPC HNSI Rohil Saddam Hussin kepada wartawan mengungkapkan, kejadian ini sudah sering dialami oleh nelayan Rohil. ‎Untuk itu, dia meminta kepada pemerintah untuk memberikan rasa aman kepada para nelayan bahwa mereka tidak boleh diganggu oleh siapapun dalam mencari nafkah. 
 
"Sepanjang mereka masih berada diwilayah resmi. Tidak boleh Malaysia seenaknya mengusir nelayan kita, apalagi diperairan kita sendiri," ujar Murkan kepada wartawan. 
 
Atas kejadian itu, HNSI Rohil ‎mengutuk keras aksi yang dilakukan Oscar Malaysia yang mengusir nelayan itu. Dia meminta kepada Pemkab Rohil untuk segera mengintruksikan jajarannya yang sesuai tupoksi segera lakukan pengawasan tempat lokasi kejadian itu. Selain itu, ‎Pemda juga diminta untuk segera melaporkan kejadian ke pemerintah pusat agar segera ditangani. 
 
"Apabila dalam hal ini HNSI diminta ikut bersama kelapangan kita siap membantu. Karena ini sudah menyangkut masalah kedaulatan NKRI," tandasnya. (das/rtc)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri