Tak Mau Jadi Gay, Pria Belgia Ini Minta Disuntik Mati

Tak Mau Jadi Gay, Pria Belgia Ini Minta Disuntik Mati
Ilustrasi
BRUSSELS - Seorang pria asal Belgia mengaku ingin mengakhiri hidupnya sendiri karena mengalami penderitaan psikologis yang ekstrim dan seksualitas. Ia merasa telah menjadi "tahanan" di dalam tubuhnya sendiri
 
Pria bernama Sebastian itu mengaku telah menjalani terapi dan konseling, yang dibarengi dengan mengkonsumsi obat selama 17 tahun. Ia mengaku tidak memiliki pilihan lain, selain mengakhiri hidupnya di bawah undang-undang euthanasia (suntik mati) negaranya.
 
"Kehidupan saya telah membuat saya seperti ini. Ibuku menderita demensia, jadi saya mempunyai masalah mental. Semua ditanamkan dalam diri saya. Jadi, saya sangat kesepian, sangat tertekan, terhambat secara fisik, takut untuk pergi keluar, takut dilihat, dan pemalu," tuturnya dalam program BBC Victoria Derbyshire, seperti dikutip dari London Evening Standard, Sabtu (11/6/2016).
 
Sebastian mengaku jatuh cinta pada laki-laki di usia 15 tahun dan mengatakan hal itu tidak bisa ditahan. Ia pun menyatakan tidak ingin menjadi seorang gay. Ia saat ini menjalani penilaian medis untuk melihat apakah keinginannya untuk mati sejalan dengan hukum. Ia harus mendapat persetujuan dari tiga dokter.
 
Untuk diketahui, hukum di Belgia memperbolehkan suntik mati atau euthanisia, apabila seseorang menunjukkan penderitaan fisik atau mental permanen dan tidak bisa diobati.
 
"Saya selalu berpikir tentang kematian. Melihat kembali pada kenangan saya yang paling awal. Ini adalah penderitaan permanen, seperti menjadi tahanan di dalam tubuh saya sendiri," tukasnya. (max/snc)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri