Mulai Bulan Depan, Subsidi Listrik Bakal Dicabut

Mulai Bulan Depan, Subsidi Listrik Bakal Dicabut
Ilustrasi.
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap pencabutan subsidi bagi listrik rumah tangga berdaya 900 Volt Ampere (VA) bisa segera dimulai pada Juli mendatang. Itu dilakukan agar tanggungan subsidi di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak semakin membengkak. 
 
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, seharusnya pencabutan subsidi tidak tepat sasaran bagi pelanggan 900 VA sudah dilakukan Januari lalu. Namun dalam implementasinya tidak dilakukan sehingga Pemerintah harus menombok subsidi listrik.
 
Dari catatan yang dimilikinya, setidaknya Pemerintah harus menambah subsidi Rp18,8 triliun dari Rp38,3 triliun ke Rp57,18 triliun akibat implementasi pencabutan subsidi yang dilakukan terlambat.
 
"Ini kan sudah kami rencanakan sejak awal tahun, semakin lama dipendam subsidi akan semakin besar. Untuk itu, kami berharap paling lambat dilakukan pada Juli mendatang," ujar Sudirman di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (8/6/2016) seperti dilansir CNN Indonesia.
 
Ia melanjutkan, jika pencabutan subsidi tidak jadi dilakukan bulan depan, maka beban subsidi akan terus merekah menjadi Rp63,74 triliun atau meningkat 11,4 persen dibandingkan posisi saat ini. Sedangkan jika pencabutan subsidi jadi dijalankan, maka beban subsidi yang perlu ditanggung Pemerintah sebesar Rp59,04 triliun.
 
Atau dengan kata lain, Pemerintah bisa berhemat Rp4,7 triliun jika pencabutan subsidi bisa dilakukan sebulan kemudian.
 
"Tapi tentu kembali lagi ini tergantung oleh keputusan sidang kabinet. Kami harap ini bisa segera dilakukan," terang Sudirman.
 
Lebih lanjut, ia juga mengatakan jumlah pelanggan yang mengalami pencabutan subsidi juga sama seperti data yang telah diverifikasi sebelumnya oleh PT PLN (Persero), berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) 2015. 
 
Data itu menyatakan, pencabutan subsidi akan dilakukan kepada 18,7 juta pelanggan listrik golongan 900 VA yang dianggap tidak pantas memanfaatkan listrik bersubsidi. Angka itu mengambil porsi 82,01 persen dari total pelanggan listrik 900 VA sebanyak 22,8 juta pelanggan per Maret 2016.
 
"Sehingga pada tahun depan, tarif 900 VA sudah bisa masuk keekonomian. Ini sudah terverifikasi," lanjutnya. (max/cnn)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri