Postif Doping, Maria Sharapova Diskors 2 Tahun

Postif Doping, Maria Sharapova Diskors 2 Tahun
Maria Sharapova
LONDON - Maria Sharapova diskors 2 tahun setelah postif doping meldonium pada Grand Slam Australia Terbuka di Melbpourne, akhir Januari lalu. Sanksi bagi petenis Rusia mantan peringkat pertama putri dunia itu diumumkan Federasi Tenis Internasional (ITF) di markasnya, London, Inggris, Rabu (8/6/2016).
 
Sampel darah Sharapova diambil 26 Januari lalu setelah ia kalah pada pertandingan babak perempat final melawan Serena Williams (AS) di babak perempat final turnamen Grand Slam Australia Terbuka 2016. Pada 7 Maret di Florida, AS, Sharapova mengadakan konferensi pers dan mengumumkan ia gagal lolos tes doping. Dalam sampel miliknya didapati meldonium, zat yang digolongkan dalam daftar obat terlarang dikonsumsi atlet. 
 
Badan Anti-Doping Dunia (WADA) memasukkan meldonium sebagai obat terlarang sejak 1 Januari 2016. Sharapova mengaku sepuluh tahun menggunakan Midronate (nama lain meldonium) saat obat ini masih dinyatakan legal. Obat buatan Latvia dengan nama pabrik Mildronate ini merupakan obat untuk mengatasi gangguan jantung. 
 
Sharapaova mengaku menggunakan Mildronate atas anjuran dokter untuk mengatasi kekurangan magnesium di tubuhnya dan mencegah diabetes.  WADA memasukkannya dalam daftar obat terlarang karena dapat meningkatkan kemampuan dan daya tahan tubuh atlet. Obat ini diklaim banyak disalahgunakan oleh atlet dari negara-negara Eropa Timur dan Rusia.
 
April lalu petinju kelas berat profesional Rusia, Alexander Povetkin juga tidak lolos tes doping. Pada sampel urinenya didapati meldonium sehingga rencana pertarungannya melawan juara dunia WBC, Deontay Wilder (AS) di Moskow, Rusia, 21 Mei lalu ditunda. WBC menyelidiki kasus ini lebih jauh hingga jangk waktu yang tidak ditentukan, sehingga pertarungan Povetkin melawan Wilder kini terbengkalai.
 
Dalam pengakuannya Sharapova menyatakan telah diberi tahu WADA melalui email tentang daftar terbaru obat yang masuk daftar terlarang. Email itu dikirim pada Desember 2015, dan Sharapova mengaku membukanya. Namun, ia tidak membuka atau mengklik tautan atau link yang berisi perincian obat-obat yang dilarang.
 
Sharapova waktu itu  mengaku ia telah membuat kesalahan besar dan siap menanggung risikonya.  Petenis Rusia berumur 29 tahun juara turnamen grand slam empat kali ini mengajukan banding melalui Court of Arbitration for Sport (CAS) atau Pengadilan Arbitrasi Olahraga.
 
Selain memenangi turnamen grand slam empat kali, Sharapova juga telah merebut 35 trofi juara turnamen di bawah kendali Woman Tennis Association (WTA) atau Asosiasi Tenis Wanita. Turnamen-turnamen itu memiliki level di bawah grand slam.
 
Sepanjang kariernya Sharapova telah mengantongi hadiah uang total US$ 36 juta atau Rp 477,79 miliar.  Sementara itu menurut majalah ekonomui dan keuangan dunia Forbes penghasilannya dari sponsor dan sebagainya selain dari hadiah turnamen tersebut mencapai US$ 200 juta atau Rp 2,65 triliun. (max/tmp)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri