Dua Perusahaan Ini Akan Terlibat Mencari Kotak Hitam EgyptAir

Dua Perusahaan Ini Akan Terlibat Mencari Kotak Hitam EgyptAir
Ilustrasi

MESIR - Pesawat EgyptAir MS804 dengan rute Paris-Kairo jatuh pada Kamis 19 Mei lalu. Sampai kini, kota hitam pesawat nahas itu belum ditemukan.

Dikutip dari CNNIndonesiacom, maskapai EgyptAir akan menggandeng dua perusahaan asing, yakni dari Perancis dan Italia, untuk membantu upaya pencarian kotak hitam pesawatnya yang jatuh di Laut Mediterania itu. 

"Kami mengkontrak perusahaan Italia dan Perancis untuk melakukan pencarian di laut di perairan Mediterania, dengan kedalaman mencapai 3.000 meter," kata CEO EgyptAir, Safwat Musallam dalam konferensi pers, Rabu (25/5/2016). 

Sejauh ini, tim pencarian sudah menemukan puing pesawat, potongan tubuh dan barang bawaan penumpang di Laut Mediterania. Pencarian dilakukan oleh tim gabungan dari Mesir, Yunani, Italia, Perancis, Amerika Serikat, Cyprus dan Inggris.

Pesawat nahas itu membawa 66 orang di dalamnya, termasuk 30 warga Mesir, 15 dari Perancis, dua Irak, dan seorang masing-masing dari Inggris, Belgia, Sudan, Sudan, Chad, Kanada, Kuwait, Arab Saudi, Portugis dan Aljazair. 

Berbagai spekulasi mencuat soal jatuhnya pesawat MS804 dengan rute Paris-Kairo ini, dari aksi terorisme hingga kesalahan teknis. 

Badan penyelidik kecelakaan udara Prancis (BEA) menginformasikan pesawat Egyptair sebelum jatuh memberikan serangkaian sinyal yang menunjukkan bahwa ditemukan asap di pesawat nahas itu sebelum jatuh ke laut Mediterania.

Menteri Penerbangan Mesir, Sherif Fathy, mengatakan terorisme adalah penyebab yang paling mungkin terjadi ketimbang kesalahan teknis. Pesawat Airbus A320 itu diketahui dalam kondisi prima dan cuaca saat itu sangat baik, selain itu tidak ada sinyal darurat yang dikeluarkan pilot.

Dugaan yang sama juga diyakini oleh beberapa negara, termasuk Perancis dan Amerika Serikat. Perdana Menteri Francois Hollande mengatakaan dugaan terorisme hingga saat ini belum bisa dikesampingkan.

Namun hingga saat ini belum ada kelompok militan yang mengaku berada di balik peristiwa itu. (das/cnn)


Berita Lainnya

Index
Galeri