22 Tahun Menghilang, The Stone Roses Kembali dengan All for One

22 Tahun Menghilang, The Stone Roses Kembali dengan All for One
The Stone Roses menggelar konser beberapa waktu lalu.
JAKARTA - Raungan gitar yang membahana di intro lagu baru All for One seolah mewakili lambaian tangan The Stone Roses untuk menyapa kembali para pencinta musik, terutama para penggemarnya.
 
Lagu bernuansa British pop yang dirilis pada Kamis (12/5/2016) ini menandai kembalinya Ian Brown (vokal), John Squire (gitar), Mani (bass), dan Reni (drumm) setelah 22 tahun "menghilang".
 
Terakhir kali, The Stone Roses merilis album musik Second Coming, pada 1994. Sekalipun kini Ian dkk sudah gaek, tak mengurangi kegarangan dalam bermusik. All for One jadi buktinya.
 
Petikan gitar dengan efek distorsi mengawali lagu berdurasi tiga setengah menit itu, disusul dentuman drum dan betotan bass. Lalu, masuk lah vokal Ian yang terdengar masih sekeren dulu.  
 
The Stone Roses dibentuk di Manchester, Inggris, pada 1983. Bisa dikatakan sebagai salah satu band yang memopulerkan British pop. Grup band Inggris lain yang sealiran, yaitu Oasis dan Blur. 
 
All for One pertama kali diputar oleh sebuah stasiun radio terkenal Inggris. Sang pemandu acara menyatakan, lagu ini direkam di Church Studio di London, serta diproduseri oleh Paul Epworth. 
 
Pria 41 tahun ini tak lain produser kaliber Grammy Award yang berpengalaman menggarap musik bersama Adele, Florence and the Machine, Coldplay, U2, John Legend, Paul McCartney, Bruno Mars.
 
Baru dua hari dirilis di YouTube, audio All for One sudah disimak lebih dari 644 ribu kali. Lagu ini juga mendapat tanggapan dari pesohor Inggris, Liam Gallagher, Andy Burnham dan DJ Clint Boon. 
 
Liam menyatakan pendapatnya, saat ditanya seorang penggemar,  seraya mengutip lirik dari John Lennon. "Tidak ada yang memberitahu saya, hari yang paling aneh.”
 
Sementara itu, Andy menyatakan bahwa lagu itu merupakan lagu yang bagus. "Seberapa bagus single terbaru The Stone Roses? Sudah pasti bagus," tulis Andy.
 
DJ Clint Boon mencuitkan pujian untuk The Stone Roses sebanyak tiga kali. Intinya, ia menyatakan bahwa personel band itu telah bekerja dengan baik dalam meramu lirik tentang kebersamaan. 
 
Sebelum merilis lagu ini, The Stone Roses sudah memberikan tanda-tanda. Pada awal pekan, logo lemon yang identik dengan grup band itu terpampang di billboard di sekitar Manchester. 
 
Mereka juga mencuitkan lagu baru ini via akun Twitter. Sebuah gambar bernuansa abu-abu bertuliskan “All for One” yang seluruhnya berhuruf kapital, dan huruf O pada One digantikan irisan lemon.
 
Spekulasi kembalinya The Stone Roses kembali sudah terdengar sejak bertahun-tahun lalu. Banyak pengamat dan pencinta musik yang menunggu kembalinya grup band ini sejak bubar pada 1996. 
 
Pada 2011, mereka bereuni dengan formasi berbeda. Mereka juga baru saja membatalkan turnya di Jepang, lantaran REni, sang penabuh drum, mengalami cedera, dua tulang rusuknya retak. 
 
Kelak Reni pulih, The Stone Roses siap menggelar tur konser. Pertama di Etihad Stadium (15, 17, 18, 19 Juni), disusul New York (30 Juni), T In The Park (8 Juli) dan Dublin (9 Juli). 
 
Penampilan mereka di Inggris akan berbeda dengan penampilan di negara lain. Selain bermusik, The Stone Roses juga akan merilis album musik ke-tiga yang belum diketahui judulnya.
 
Album itu sempat dibocorkan oleh Mani. Pada 2014, ia menyeletuk kepada seorang penggemar, bahwa grup band-nya sedang sibuk menggarap album baru yang menandai kembalinya di ranah musik. (max/cnn)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri