Giliran Nama Emma Watson Muncul di Panama Papers

Giliran Nama Emma Watson Muncul di Panama Papers
Emma Watson.
JAKARTA - Nama-nama pesohor yang termaktub dalam Panama Papers alias Dokumen Panama masih belum final. Datanya terus bertambah hari demi hari. Di kalangan selebriti, setelah Jackie Chan dan Amitabh Bachchan, kini nama Emma Watson juga disebut-sebut tercantum di sana.
 
Seperti diberitakan Independent, adanya nama aktris Harry Potter itu pertama ditemukan oleh The Spectator, dalam pencarian basis data yang menyebut lebih detail soal skandal pengemplangan pajak itu.
 
Senin (9/5) malam, Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) mengumumkan lebih dari 200 ribu data di situsnya. Data ini berisi informasi perusahaan maupun yayasan yang bisa dicari keterkaitannya dengan skandal pajak yang menghebohkan dunia itu.
 
Perwakilan Watson sudah memberi tanggapan atas kabar itu. Ia mengakui Watson memang berkaitan dengan perusahaan offshore. Namun ia menegaskan, aktris 26 tahun itu tidak pernah menerima keuntungan pajak maupun keuangan lainnya. Ia menggunakan perusahaan itu untuk kepentingan pribadi.
 
"Emma, seperti pribadi kelas atas lainnya, punya hubungan dengan perusahaan offshore yang semata-mata bertujuan untuk melindungi anonimitas dan keselamatannya," demikian perwakilannya menyatakan.
 
Pernyataan berlanjut, perusahaan-perusahaan di Inggris harus mempublikasikan detail para pemegang sahamnya. "Oleh karena itu [perusahaan] tidak memberinya anonimitas yang diperlukan untuk melindungi keselamatan personal, yang berbahaya jika informasi semacam itu diketahui publik."
 
Sementara perusahaan offshore, tidak harus mempublikasikan nama-nama pemegang sahamnya. Itu sebabnya Watson memilihnya.
 
"Emma jelas sama sekali tidak menerima keuntungan pajak atau keuangan dari perusahaan offshore ini, hanya untuk privasi," tutur perwakilan Watson, menegaskan lagi. Berhubungan dengan perusahaan semacam itu, mengutip Independent, tidak lantas ilegal.
 
Namun perusahaan offshore juga digunakan banyak tokoh dari berbagai negara untuk menyalahgunakan finansial dan pajak. Beberapa tokoh besar disebutkan terkait, termasuk kerabat Perdana Menteri Inggris, Presiden China, dan Presiden Ukraina. (max/cnn)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri