Kasihan... Berat Badan Bayi Penderita Tumor Otak di Rohul Terus Menurun

Kasihan... Berat Badan Bayi Penderita Tumor Otak di Rohul Terus Menurun
Bayi bernama Muhammad Ihya, penderita tumor otak basah dirawat di ruang inkubator RSUD Pasir Pangara
PASIR PANGARAIAN - Berat badan bayi bernama Muhammad Ihya, penderita tumor otak basah yang masih dirawat di ruang inkubator RSUD Pasir Pangaraian, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), kian hari semakin menurun.
 
Ayah dari bayi M. Ihya, Badruddin (33) mengaku petugas RSUD Pasir Pangaraian terus berjanji "besok" bahwa bayinya akan dirujuk ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, dan segera dioperasi.
 
"Sampai sekarang belum juga dirujuk (ke RSUD Arifin Achmad). Katanya besok dirujuk, tapi belum juga dirujuk," kesal Badruddin seperti dikutip dari Riauterkini.com, Jumat (6/5/2016).
 
Ayah dua anak asal Desa Sikebau Jaya, Kecamatan Rokan IV Koto ini merasa khawatir dengan kesehatan bayinya yang punya kelainan tersebut. Pasalnya, darah segar terus mengucur dari tumor yang tumbuh di bagian dahi kepala bayinya.
 
"Saya tidak tau lagi akan mengadu kemana. Saya cuma orang kecil pak," Badruddin pesimis.
 
"Saya berharap ada anggota DPRD atau Pak Bupati (Suparman) membantu saya agar anak saya segera dirujuk dan dioperasi," demikian harapannya.
 
Bayi M. Ihya lahir pada Ahad (1/5/2016) malam lalu. Karena ada kelainan di dahinya, ia kemudian dibawa ke Puskesmas Rokan IV Koto, dan kemudian dirujuk ke RSUD Pasirpangaraian untuk mendapatkan perawatan.
 
Karena terbatasnya peralatan operasi di RSUD Pasir Pangaraian, rencananya M. Ihya akan dirujuk ke RSUD Arifin Achmad, namun masih menunggu antrean.
 
Plt Direktur RSUD Pasirpangaraian, Muhammad Yakub, Kamis (5/5/2016) kemarin, mengakui belum merujuk M. Ihya karena masih menunggu informasi dari pihak RSUD Arifin Achmad.
 
Ia mengatakan jika memaksakan M. Ihya tetap dibawa ke Pekanbaru, dikhawatirkan bayi malang ini akan terlantar di RSUD Arifin Achmad, karena belum ada ruangan disana.
 
Bayi M. Ihya, anak pasangan Badruddin dan Yuli (22) pakai kartu Jamkesda, karena orangtuanya memang tak sanggup membiayai perobatannya. (can/rtc)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri