Miris... Warga Dwikora Trauma Ditolak Puskesmas Saat Berobat

Miris... Warga Dwikora Trauma Ditolak Puskesmas Saat Berobat
Puskesmas Sail

PEKANBARU - Sejak dua kali ditolak Pusat Kesehatan Masyarakarat (Puskesmas) Sail, Jalan Kebun Kelapa Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Sail, warga Dwikora, Lisa (33), tak berani lagi memeriksakan kesehatan keluarganya di fasilitas milik Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru itu.

Menurut Lisa penolakan yang dilakukan pihak Puskesmas lantaran di kartu Badan Pelayanan Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) milik suaminya tidak mencantumkan Puskesmas Sail sebagai Fasilitas Kesehatan (Faskes). Di Faskes milik Lisa tertera klinik praktek dr Silvia Indriyani.

"Ibuk tak bisa lagi berobat di sini, harus dipindahkan dulu BPJSnya ke Puskesmas Sail baru bisa berobat disini. Kalau belum dipindahkan ibu berobat di tempat yang tertulis di BPJS itu saja," kata Lisa menirukan ucapan petugas saat menolak dirinya berobat waktu itu.

Sejak saat itulah diakui Lisa dia dan keluarganya bila dalam keadaan sakit terpaksa harus berobat kedokter yang sama diketahui harus mengeluarkan biaya. Menurut dia petugas di Puskesmas sama sekali tidak mencerminkan perilaku baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bahkan miris disebut Lisa dalam hal itu perlakukan yang diterimanya berbeda dari yang diterima masyarakat lain selain dirinya.

"Tetanga- tetangga saya juga berobat ke Puskesmas juga pakai kartu berobat merah itu bisa, kok saya tak bisa? Apakah kalau saya tinggal disini harus berobat ke Puskesmas yang ada di Tenayan, repotlah. Semua persyaratan yang diminta agar saya bisa berobat di Puskesmas Sail itu saya penuhi. Mulai dari disurih beli map untuk menyimpan data saya, tapi kok malah jadi tak bisa berobat disana. Kalau ke dokter terus manalah sanggup kami, iya kalau sakit datang uang sedang ada, kalau sedang tak ada uang bagaiamana," kesal wanita beranak dua itu lagi.

Suatu hal yang membuatnya merasa sedih ditolak berobat di Puskesmas adalah terkait penyakit yang ada padanya yakni alergi terhadap makanan. Sehingga kerap datng dan selalu membuat dironya harus kerepotan berobat ke dokter selalu. Padahal jarak Puskesmas Sail dengan tempat tinggalnya hanya berjarak sekitar 800 meter.

"Gimanalah Bang, walau Puskesmas dekat tapi bukan buat kita, terpaksalah ke dokter terus.Penyakit saya ini alergi selalu kambuh kalau salah makan. Saya mohonlah perkenankanlah saya dan keluarga dibolehkan berobat di Puskesmas Sail itu. Kami kan juga masyarakat sesuai dengan singkatan sarana itu," keluhnya mengakhiri.

Pantauan di lapangan, suasana puskesmas berlantai dua itu terlihat sepi. Di Puskesmas Sail Jalan Kampung Kelapa itu hanya ada dua orang mahasiswa magang yang mengaku berasal dari Stikes Sakit PMC. Awak media sempat menanyakan persoalan yang terjadi, namun dua mahasiswa magang itu tidak begitu memahami terkait pertanyaan yang dikonfirmasikan kepadanya.

"Setahu saya memang kalau pasien pakai BPJS harus disesuaikan dengan Faskes yang tertulis di kartunya, itu peraturan yang saya tahu. Bapak sebenarnya mau berobat apa, kok tanya- tanya itu kalau mau jelas tanya Kepala Puskesmanya aja Pak sekarang dia tak ada," kata Mila, salah seorang mahasiswa magang itu, Jumat (6/5/2016).

Ditanyakan kembali apakah kartu berobat yang biasa berwarna merah bertulis Puskesmas Sail yang biasa digunakan untuk berobat sudah tak berlaku lagi, Mila menjawab kartu itu bukan untuk berobat. Melainkan bisa digunakan bagi masyarakat yang belum memiliki BPJS.

"Itu bukan kartu berobat Bang, tapi bisa dipakai kalau pasien belum memiliki kartu BPJS," singkat dia. (das)

 


Berita Lainnya

Index
Galeri