Saling Sindir Para Tokoh Soal Pemekaran: Kabupaten Mandau Atau Kota Duri?

Saling Sindir Para Tokoh Soal Pemekaran: Kabupaten Mandau Atau Kota Duri?
Ilustrasi.
DURI - Munculnya usulan Kota Duri menyebabkan terjadinya dualisme opsi di Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Kabupaten Mandau atau Kota Duri. Salah satunya harus dicoret.
 
Kondisi tersebut semakin memunculkan pro dan kontra di tengah masyarakat Duri. Ada yang bersikukuh tetap melanjutkan perjuangan Kabupaten Mandau yang sudah digulirkan sejak tahun 1999 lalu. Ada pula yang menerima pemekaran Kota Duri lantaran dinilai lebih realistis dan sudah diambang mata.
 
Terkait pro dan kontra ini, tokoh masyarakat Mandau, H Fachruddin Syarif yang sejak awal gigih memperjuangkan pemekaran Mandau menjadi kabupaten bersikeras tetap akan melanjutkan perjuangan kabupaten Mandau. 
 
Menurutnya, pemekaran kota Duri hanya akan menyengsarakan masyarakat di kemudian hari lantaran tak semua desa di kecamatan Mandau dan Pinggir yang akan masuk dalam wilayah kota Duri yang akan dikeluarkan nanti.
 
"Kota Duri hanya akan menyengsarakan anak cucu kita di belakang hari. Mari kita debat terbuka. Konsep mana yang lebih baik untuk Mandau. Apakah kabupaten atau kota," ujar Fachruddin yang pernah menjabat sebagai ketua dewan presedium perjuangan kabupaten Mandau itu seperti dilansir Riauterkini.com, Rabu (4/5/2016).
 
Hal senada juga dikemukakan tokoh pemuda Mandau, Novi Syafrizal. Pihaknya menyebut sejumlah tokoh masyarakat Mandau sudah disilaukan dengan pemekaran Kota Duri hingga kemudian melupakan sejarah panjang perjuangan Kabupaten Mandau.
 
"Sejumlah tokoh di Mandau ini plin plan dan seolah disetting. Di saat dulu berjuang untuk pemekaran Mandau mereka semua maju. Tapi di saat disorongkan Kota Duri juga maju. Sepertinya ini sudah ada settingannya hingga meragukan masyarakat Mandau," jelasnya.
 
Dikatakan Novi, agar para tokoh yang kemudian setuju pemekaran kota Duri untuk bersikap arif dan bijaksana. Mau dikemanakan desa-desa yang berada di pelosok, seperti Tasik Serai dan lainnya, jika kemudian Mandau dimekarkan menjadi Kota. Sementara dari awal desa-desa itu sudah berharap bergabung dengan Kabupaten Mandau.
 
"Jangan jadi tokoh yang plin plan dan mau disetting pihak lain," tudingnya.
 
Terpisah, H Mayunir tokoh yang setuju dengan pemekaran Kota Duri meminta semua pihak berpikir jernih dan tidak memaksakan kehendak untuk perjuangan Kabupaten Mandau lantaran syarat satu Kecamatan yang masih mengganjal.
 
"Untuk apa berdebat kalau syarat kecamatan kita masih kurang. Dua Kecamatan yang dimekarkan saja masih belum ada Camatnya. Apalagi harus menunggu satu kecamatan lagi. Ingat kita sekarang sudah punya empat kecamatan, termasuk dua kecamatan yang dimekarkan. Kemana ndak dicari kecamatan sebuah lagi kalau tetap ngotot kabupaten Mandau," tegasnya. (max/rtc)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri