Terungkap! Dokumen Rahasia Gaji Terbaru Tentara ISIS, Berapa Nilainya?

Terungkap! Dokumen Rahasia Gaji Terbaru Tentara ISIS, Berapa Nilainya?
Ilustrasi.
JAKARTA - Sebuah dokumen rahasia mengungkapkan berapa besaran gaji tentara ISIS di Suriah dan Irak. Namun, nilai gaji ini dipangkas setelah perekonomian ISIS yang morat-marit akibat serangan udara koalisi Amerika Serikat.
 
Diberitakan CNN, Rabu (27/4/2016), dokumen internal itu diperoleh oleh Aymenn al-Tamimi peneliti Jihad-Intel Research Fellow  dari lembaga think tank Middle East Forum di Washington. Dokumen tersebut diperoleh dari aktivis, jurnalis dan mantan penduduk di wilayah yang dikuasai ISIS.
 
Beberapa dokumen masih sangat baru, tertanggal Maret 2016. Dalam dokumen itu diungkapkan besaran gaji anggota ISIS. 
 
Dalam dokumen disebutkan, rata-rata tentara ISIS digaji US$50 (Rp659 ribu) per bulan. Gaji ini belum ditambah tunjangan lainnya bagi keluarga dan orang yang ditanggung tentara tersebut.
 
Untuk setiap istri militan, diberi tunjangan US$50. Setiap anak mendapatkan tunjangan US$35 (Rp460 ribu). Budak mendapatkan US$50, setiap anak dari budak mendapatkan US$35. Sementara untuk orangtua yang ditanggung militan mendapat tunjangan US$50, dan US$35 untuk setiap orang yang berada di bawah tanggungan tentara ISIS.
 
Al-Tamimi mengatakan, laporan gaji dalam dokumen ini dikonfirmasi oleh tentara ISIS dalam percakapan saat dia ke Suriah. Namun belakangan, gaji itu dipangkas hingga 50 persen demi penghematan, terutama bagi tentara di wilayah Raqqa, Suriah, yang diklaim sebagai ibukota ISIS.
 
ISIS juga memerintahkan para tentara dan warga di daerah kekuasaannya untuk hidup berhemat dengan mengurangi penggunaan listrik dan berhenti menggunakan kendaraan resmi untuk tujuan pribadi, kata Al-Tamimi.
 
Hal ini terjadi akibat sumber keuangan ISIS yang berkurang karena serangan udara Amerika Serikat. Wakil komandan AS untuk koalisi tempur melawan ISIS, Mayor Jenderal Peter E. Gersten mengatakan bahwa serangan mereka terpusat pada pundi uang ISIS, terutama kilang minyak.
 
"Jika ada uang satu dolar di jalanan dan digunakan untuk membuat senjata, maka kami akan menghancurkan satu dolar itu," kata Gersten.
 
Selain itu dia juga mengatakan, kekurangan uang membuat perekrutan tentara ISIS dari luar negeri berkurang. Saat ini per bulannya hanya ada 200 tentara asing masuk ISIS, berkurang dari tahun lalu yang mencapai 1.500-2.000 orang per bulan.
 
Hal ini dibenarkan Al-Tamimi berdasarkan dokumen yang dia peroleh. Tentara ISIS, kata dia, mulai kehilangan semangat dan menghindari pertempuran di garis depan, terutama setelah kekalahan di Palmyra, dan al-Shaddadi.
 
Kekurangan orang di medan perang, kata al-Tamimi, terjadi karena tentara ISIS sering beralasan sakit dengan memalsukan surat dokter, berdasarkan dokumen yang dia peroleh.
 
Surat dokter juga kian sulit didapatkan karena kebanyakan tim medis kabur dari wilayah ISIS. Sebuah dokumen pada Oktober lalu menyebutkan, ISIS bahkan "mengeluarkan amnesti bagi para tentara desersi" agar mau kembali ke jajaran mereka. 
 
Namun al-Tamimi mengatakan, meski kekurangan sumber daya dan kekayaan, pemberontakan dari dalam ISIS oleh tentara mereka sendiri sepertinya tidak akan terjadi. Pasalnya, kata dia, tentara dan warga ISIS sudah terbiasa hidup sulit.
 
"Populasi di bawah pendudukan ISIS terbiasa hidup dalam kemiskinan, ditambah bertahun-tahun perang sipil, sepertinya mereka masih akan tahan dengan penurunan kualitas hidup dan untuk saat ini tidak akan memberontak serta melakukan perlawanan," kata al-Tamimi. (max/cnn)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri