Begini Cerita di Balik Tertangkapnya Samadikun Hartono

Begini Cerita di Balik Tertangkapnya Samadikun Hartono
Samadikun Hartono
JAKARTA - Samadikun Hartono, buron 13 tahun dalam kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) akhirnya bisa 'diseret' kembali ke tanah air. Upaya pemerintah menangkap Samadikun cukup berliku. Maklum, dalam pelariannya terpidana empat tahun penjara dalam kasus penyalahgunaan dana talangan dari BI atau BLBI senilai Rp2,5 triliun itu cukup 'licin'. 
 
Dia memiliki setidaknya 5 paspor. Sementara informasi yang beredar selama ini menyebutkan bahwa Samadikun berada di Singapura. Lalu bagaimana BIN bisa menangkap si buron 'licin' Samadikun Hartono?
 
Deberitakan detikcom, Ketua Dewan Informasi Strategis dan Kebijakan Badan Intelijen Negara, Dradjad Hari Wibowo mengatakan bahwa pada 7 April 2016 KaBIN Sutiyoso ke Cina bertemu dengan Menkopolhukam dan Menteri Security Service-nya negeri Tirai Bambu itu. Di Cina Menteri Security Service-nya adalah KaBIN. 
 
Kepada Menteri Security Service-nya, Sutiyoso minta bantuan untuk menangkap Samadikun. Intelijen BIN dan MSS lalu sharing data intelijen. "Bang Yos yakin SH (Samadikun Hartono) akan ke suatu tempat di Shanghai untuk nonton F1," kata Dradjad saat berbincang dengan detikcom, Jumat (22/4/2016). 
 
KaBIN Sutiyoso kemudian pulang ke tanah air. Satu tim aparat BIN dikerahkan untuk mengawasi arena F1 di Shanghai. "Setelah diyakini SH meluncur ke TKP, BIN meminta aparat Cina menangkap dia. Aparat Cina bergerak cepat dan setelah itu SH di bawah kontrol aparat Cina," cerita Dradjad. 
 
Menurut dia tertangkapnya Samadikun setelah 13 tahun kabur tak lepas dari pro-aktifnya aparat melacak keberadaan si Taipan eks Presiden Direktur Bank Modern tersebut. Adalah sesuatu yang luar biasa ketika pemerintah Cina mengizinkan Indonesia melakukan operasi intelijen di negara tersebut. 
 
"Fakta bahwa pemerintah Cina mengizinkan, bahkan sangat proaktif membantu operasi intelijen seperti ini, jelas sesuatu yang luar biasa. Tanpa chemistry yang sangat bagus antar kedua negara, tidak mungkin ada diplomasi dan operasi seefektif ini," kata Dradjad.
 
Bahkan, menurut Dradjad, saking seriusnya pemerintah Cina sampai mengirim utusan khusus menyusul Kepala BIN Sutiyoso yang sedang mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di London, Inggris pada 19-20 April pekan lalu. 
 
"Perkembangan terjadi sangat cepat di London, dan langsung dilaporkan oleh KaBIN kepada Presiden. KaBIN dan jajaran langsung terbang kembali ke Shanghai," papar eks politisi Partai Amanat Nasional itu. 
 
Dradjad meminta semua pihak tidak suudzon bahwa aparat mengistimewakan Samadikun dibanding buron lainnya. "Tidak ada pengistimewaan terhadap Samadikun, yang beda hanya proses operasinya," kata dia. 
 
Samadikun adalah bekas Presiden Komisaris Bank Modern yang menjadi satu dari 22 penerima dana talangan dari Bank Indonesia atau BLBI. Dana talangan dikeluarkan pemerintah sebagai pinjaman kepada Bank Modern untuk menghindari masalah likuiditas di krisis moneter 1998 lalu.
 
Samadikun divonis empat tahun penjara dalam kasus penyalahgunaan dana talangan dari Bank Indonesia atau BLBI senilai Rp 2,5 triliun. Belum juga dieksekusi, pada 2003 Samadikun kabur ke luar negeri. (das/dtk)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri