Hujan
Hujan senja hari
Di akhir bulan Januari
Daun-daun ranum berseri
Rahmat Tuhan sang Maha Pemberi
Hujan berhenti di ujung hari
Menyisakan keajaiban rupa
Puspa warna pelangi
Keindahan semesta raya
Tak pernah terlupakan
Kan tetap mengagumkan
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa dibeli lagi
Titik-titik air mengalun
Menetes di ujung daun
Indah tak terkira
Dalam canda dan tawa
Blitar, 27 Januari 2016
Rindu Tapi Malu
Hati merindu
Tubuh terpaku
Perasaan berpadu
Tapi aku malah malu
Dalam diam ku menyapa
Menatap dalam tanya
Tak berani berkata
Apalagi bercanda
Elegi dalam hati
Ku rindu tapi malu
Aku harus bisa menjaga hati
Walau hati ini merindu
Blitar, 27 Januari 2016
Puisi Sendu
Dan lagi puisi sendu
Bait-bait diam membelenggu
Dan kaupun menunggu
Lorong-lorong pandangmu
Kau diam tak berkata
Adakah elegi yang meluka
Membisu
Melagu
Membatu
Merindu
Blitar, 25 Februari 2016
Ahmad Radhitya Alam, lahir di Blitar, pada tanggal 2 Maret 2001. Sekolah di MTsN Jambewangi, Selopuro, Kabupaten Blitar. Tinggal bersama orang tua di Kasim, RT 02 RW 09 Kec. Selopuro, Kab. Blitar, Jawa Timur. Menyukai bidang baca puisi sejak kelas II SD. Penulis sejak kelas II SD sampai sekarang sering menjuarai baca puisi. Karyanya pernah dimasukkan dalam antologi puisi Untukmu Satu Nama, Nyanyian Belibis, Cerita Sepotong Malam, Memo Anti Terorisme dan dimuat di Buletin Jejak, Radar Surabaya, Majalah Mimbar MPA.