Puisi-puisi Ahmad Radhitya Alam

Puisi-puisi Ahmad Radhitya Alam
Ahmad Radhitya Alam

Hujan

 

Hujan senja hari

Di akhir bulan Januari

Daun-daun ranum berseri

Rahmat Tuhan sang Maha Pemberi

 

Hujan berhenti di ujung hari

Menyisakan keajaiban rupa

Puspa warna pelangi

Keindahan semesta raya

 

Tak pernah terlupakan

Kan tetap mengagumkan

Kesempatan seperti ini

Tak akan bisa dibeli lagi

 

Titik-titik air mengalun

Menetes di ujung daun

Indah tak terkira

Dalam canda dan tawa

 

Blitar, 27 Januari 2016

 

Rindu Tapi Malu

 

Hati merindu

Tubuh terpaku

Perasaan berpadu

Tapi aku malah malu

 

Dalam diam ku menyapa

Menatap dalam tanya

Tak berani berkata

Apalagi bercanda

 

Elegi dalam hati

Ku rindu tapi malu

Aku harus bisa menjaga hati

Walau hati ini merindu

 

Blitar, 27 Januari 2016

 

Puisi Sendu

 

Dan lagi puisi sendu

Bait-bait diam membelenggu

Dan kaupun menunggu

Lorong-lorong pandangmu

 

Kau diam tak berkata

Adakah elegi yang meluka

Membisu

Melagu

Membatu

Merindu

 

Blitar, 25 Februari 2016

 

Ahmad Radhitya Alam, lahir di Blitar, pada tanggal 2 Maret 2001. Sekolah di MTsN Jambewangi, Selopuro, Kabupaten Blitar. Tinggal bersama orang tua di Kasim, RT 02 RW 09 Kec. Selopuro, Kab. Blitar, Jawa Timur. Menyukai bidang baca puisi sejak kelas II SD. Penulis sejak kelas II SD sampai sekarang sering menjuarai baca puisi. Karyanya pernah dimasukkan dalam antologi puisi Untukmu Satu Nama, Nyanyian Belibis, Cerita Sepotong Malam, Memo Anti Terorisme dan dimuat di Buletin Jejak, Radar Surabaya, Majalah Mimbar MPA.


Berita Lainnya

Index
Galeri