"Aku Begini Karena..."

Ustazah Nella Lucky S.Fil.I.,M.Hum. (Foto: Istimewa)
Oleh: Ustazah Nella Lucky S.Fil.I.,M.Hum.
 
Manusia adalah makhluk berfikir dan bergerak. Ia berfikir dan bergerak dengan dan atas nama keinginan dan kemauan. Namun tujuan dari pergerakan itu pada setiap orang berbeda.
 
Pertama, ada yang bergerak dan beraktifitas karena kebutuhuan hidupnya. Setiap derap langkah, aktifitas yang ia lakukan adalah karena tuntutan kebutuhan hidup, bekerja karena kebutuhan hidup, mencari kebutuhan finansial karena desakan hidup. Akibat desakan kebutuhan hidup ia berbuat. Maka orang yang seperti ini akan terangsang untuk berbuat karena memang tuntutan hidupnya.
 
Apakah orang seperti ini adalah orang yang rajin? Belum tentu, karena bisa jadi ketika kebutuhan hidupnya terpenuhi, maka ia akan berhenti melakukan aktifitas. Karena tujuan aktifitasnya adalah "Hanya memenuhi kebutuhan hidup". Jika tujuan tersebut sudah tercapai, maka orang yang memilih tipe seperti ini bisa jadi akan berhenti melakukan aktifitasnya.
 
Berhenti melakukan aktifitas karena memang sudah terpenuhi, tujuan pemenuhan sudah tercapai. Maka jika tipe seperti ini berada pada titik aman maka ia akan stay off. Ia akan berkata, "Begini saja sudahlah..."
 
Kedua, Berbuat karena eksistensi eksternal di hadapan orang lain. Tipe kedua ini adalah gaya aktifitas karena eksistensi diri di mata publik. Ia akan senantiasa melakukan sesuatu jika baik di mata orang lain. Ia akan berupaya memenuhi kebutuhan eksistensinya menggunakan kacamata orang lain. Ia akan lakukan hal positif yang "dianggap baik oleh orang lain".
 
Pada tahap kedua ini, tipe ini telah manpu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik dan sekarang ia beralih ke tahapan kedua yakni beraktifitas karena eksistesi eksternal di luar diri. Inilah sebab banyak orang yang mampu secara finansial lalu berupaya untuk memiliki sesuatu agar ia mendapatkan label-label baik di mata orang lain. Tahap ini adalah tahap yang lebih baik dibanding sekedar memenuhi kebutuhan hidupnya.
 
Kelemahan tipe ini adalah, ia selalu menyandarkan baik dan buruknya menurut pandangan orang lain. Ia akan menjadikan pujian sebagai standar kesuksesan. Sebaliknya, ia akan merasa gagal jika mendapatkan hinaan. Tipe ini adalah tipe manusia yang berkiblat pada pandangan orang lain tentang dirinya. Dapat dikatakan, tipe ini adalah tipe exposed, ia bergerak pada dari satu label ke label lain. Setiap melangkahkan kakinya ia akan berfikir, "ini baik di mata orang lain atau tidak" capaian-capaian yang ia lakukan akan senantiasa diseleksi, "waduh, jangan-jangan menurut orang lain ini tidak baik".
 
Kelemahan lain adalah ia akan bergerak dalam satu kegelisahan kepada kegelisahaan lain karena ia berupaya untuk memenuhi kriteria sesuai dengan yang orang lain inginkan. 
 
Betapa nanyak orang yang menjadikan dirinya sebagai miniatur dari selera orang lain? Tipe ini adalah tipe yang tidak pernah puas. Karena kepuasannya ialah jika ia diberi label baik menurut selera orang lain. Apakah ini tercapai? tidak akan pernah tercapai. Karena manusia adalah makhluk heterogen yang memiliki estetika yang berbeda. Selama kita masih beraktifitas menggunakan label-label baik di mata orang lain maka selama itu pulalah kebahagiaan hakiki tak kan pernah kita dapatkan.
 
Ketiga, beraktifitas dan bergerak karena eksistensi internal dalam diri. Pola ini adalah pola melakukan aktifitas karena kepuasan diri yang dinamakan dengan eksistensi internal. Pola ini adalah pola di mana kebutuhan hidup sudah terpenuhi, eksistensi eksternal labelitas sudah terpenuhi dan sekarang ia bergerak pada aktiftias kepuasan diri.
 
Pola ini adalah pola yang paling baik. Pada tahap ini seseorang tak lagi berharap pujian dan hinaan dari orang lain karena ia bertindak bukan karena orang lain dan karena kebutuhan hidup melainkan karena kepuasan diri saja. Maka jika ia gagal ia akan berupaya memuaskan diri dengan cara lain. Jika ia dipuji, ia tidak berbesar hati karena ia beraktifitas bukan karena orang lain. Jika ia dihina, iapun tak akan berkecil hati karena ia beraktifitas bukan karena pujian dan hinaan. 
 
Tipe ini adalah tipe yang paling spektakuler. Tipe ini adalah tipe insan yang siap dipuji dan siap dihina. Peluang kebahagiaannya lebih besar jika kita berada pada tipe ini. Tipe ini adalah tipe yang paling baik karena ia tak pernah lagi membandingkan nasibnya dengan orang lain karena ia tau bahwa kepuasan bukan pada hasil yang dinilai oleh orang lain tetap pada proses yang ia lakukan. Tipe ini adalah tipe yang tidak akan pernah berhenti melakukan kebaikan sekalipun kebutuhan hidupnya sudah terpenuhi. Ia tak kan pernah mati dimakan waktu dan keadaan karena ia selalu melakukan hal yang dianggapnya mampu menjadi peluang untuk memuaskan "eksistensi internal dalam dirinya".
 
Wallahua'lam.
 


Berita Lainnya

Index
Galeri