Pasca Di Rumahkan Jadi Tenaga Honorer Eki Kini Sukses Jadi Petani Cabe.

Pasca Di Rumahkan Jadi Tenaga Honorer Eki Kini Sukses Jadi Petani Cabe.

 

TELUKKUANTAN-  Pasca di rumahkan dari tenaga honorer Pemkab Kuansing beberapa tahun lalu, Eki Putra tidak lantas putus asa. Berbekal kemampuan bertani yang otodidak, Eki langsung putar haluan tanpa rasa gengsi dan malu , dan fokus untuk bertani.

Kini dengan luas lahan sekitar 1/4 hektar milik mertuanya, Eki mampu memproduksi cabe merah 600 hingga 700 kg selama masa panen.

Alhamdulillah, dengan jumlah tanaman mencapai 1500 batang, bisa menghasilkan 600 sampai 700 kg bang, ujarnya kepada media ini Kamis di Desa Banjar Guntung kecamatan Kuantan Mudik.

Eki yang merupakan kelahiran , Koto Gunung 23 Februari 1982 ini bercerita. Awalnya memang sempat goyah, setelah Bupati Kuansing Drs. H Mursini yang merupakan orang sekampungnya, memberhentikan seluruh tenaga honorer di Kuansing.

Saya sempat limbung, karena sudah terbiasa berpakaian rapi. Saya sempat bekerja di salah satu perusahaan di Perawang Siak, pasca di rumahkan. Tapi bekerja di bawah tekanan dengan penghasilan terbatas, membuat saya terus berfikir. Akhirnya saya memutuskan , untuk putar haluan dan pulang kampung untuk bertani, kata Eki.

Tekad saya ini akhirnya saya ceritakan pada istri dan mertua saya, dan akhirnya mereka mendukung, urai Eki.

Berbekal sedikit uang tabungan yang masih tersisa, akhirnya mertua saya merelakan tanahnya yang berada di desa Banjar Guntung kecamatan Kuantan Mudik, untuk di olah.

Disitulah saya memulai usaha saya, dengan tanaman awal 1000 batang dan Alhamdulillah berhasil. Dengan bekal pengalaman itu, akhirnya  lahan yang saya garap terus di perluas hingga akhirnya mencapai 1/4 hektar, terang nya.

Ditanya apakah mendapatkan binaan dari Penyuluh pertanian, Eki mengaku pernah di bina, tapi tidak pernah di bantu. Eki mengaku mengembangkan usahanya secara pribadi.

Diakhir wawancara nya dengan media ini, Eki mengaku ternyata jalan kesuksesan itu tidak satu pintu. Ini ternyata jadi hikmah , di balik di rumahkan ya tenaga honorer, kata nya. Yang paling utama adalah terus semangat, tidak putus asa, dan selalu berusaha serta tidak gengsi . Berhenti jadi honorer bukanlah kiamat bagi diri kita. Hanya saja kebijakan pilah pilih pemkab Kuansing, merupakan neraka bagi ribuan tenaga honorer di Kuansing, tutupnya.(rls)


Berita Lainnya

Index
Galeri