Jangan Salah! Ternyata Kanker Paru Bukan Hanya Menyerang Perokok, Tapi...

Jangan Salah! Ternyata Kanker Paru Bukan Hanya Menyerang Perokok, Tapi...

JAKARTA - Tak hanya perokok, ternyata kanker paru juga bisa menyerang siapa saja. Kepala Badan Kepala Pusat Data dan Informasi, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, buktinya. Sutopo meninggal dunia setelah melawan kanker paru stadium 4B selama hampir 2 tahun. Sosok Sutopo bukanlah perokok.

Pakar Hematologi dan Onkologi Medik Dr. Ronald. A. Hukom, MHSc, Sp.PD, KHOM dari RS Dharmais menjelaskan kanker paru adalah adanya sel abnormal di paru yang membelah atau multiplikasi secara tak terkontrol. Stadium 4B artinya sudah ada penyebaran ke beberapa area pada organ tubuh di luar paru. “Faktor risiko paling dikenal adalah rokok, termasuk perokok pasif,” tegasnya kepada Jawapos.com, Senin (8/7/2019).

Menurut dr. Ronald ada beberapa zat penyebab kanker atau karsinogen lain yang ada di lingkungan atau di tempat kerja. Seperti asbestos, radon, chromium, dan nickel. Penyebab kanker biasanya multifaktor. Berikut pemaparan singkatnya:

Asbestosis

Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan penggilingan, konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.

Radon

Radon gas radioaktif ini tidak berbau, tidak berasa, dan tidak kasat mata. Radon bisa terakumulasi di tempat-tempat yang aliran udaranya tidak lancar, misalnya di tambang bawah tanah atau di dalam gedung.

Cromium

Adalah logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan maupun pada komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor.

Maka dr. Ronald menyarankan cara menurunkan risiko kanker paru yang utama adalah setop merokok (termasuk perokok pasif). Dan hindari menghirup berbagai karsinogen di tempat kerja.

Setiap orang diminta untuk selalu sadar dengan kondisi kesehatannya dan melakukan deteksi dini. Namun, menurut Ronald, saat ini belum ada kesepakatan para ahli untuk cara screening atau deteksi dini kanker paru yang tepat.

“Gejala awal bisa batuk, merasa sesak, nyeri dada, kemudian ludah atau batuk ada darah, berat badan turun tanpa sebab jelas, lemas, nafsu makan hilang,” ungkapnya.

Selain itu, para penderita kanker paru umumnya merasakan nyeri. Menurut dr. Ronald, nyeri kanker seharusnya bisa diatasi dengan berbagai obat, termasuk morfin dan turunannya. Sedangkan berbagai pengobatan yang dilakukan disesuaikan pada tiap pasien.

“Terapi sesuai stadium, bisa dengan operasi, radiasi, kemoterapi, terapi target (pada mutasi spesifik sel kanker), imunoterapi,” tutupnya.


Berita Lainnya

Index
Galeri