Kubu Prabowo-Sandi Beberkan 3 Kejanggalan Jelang Pilpres 2019, Apa Saja?

Kubu Prabowo-Sandi Beberkan 3 Kejanggalan Jelang Pilpres 2019, Apa Saja?

JAKARTA - Kubu Prabowo-Sandi membeberkan ada tiga kejanggalan yang terjadi jelang Pilpres 2019 ini. Demikian disampaikan Ketua Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi, Muhammad Taufik dalam diskusi yang digelar Seknas Prabowo-Sandi di Menteng, Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Tiga kejanggalan itu, disebut Taufik memiliki kesamaan. Yakni sama-sama berkaitan dengan pemilu. Pertama, yakni data kependudukan terbaru yang diserahkan Kemendagri ke KPU yang jumlahnya mencapai 31 juta dan belum masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT).

Padahal, KPU sebelumnya telah menetapkan DPT berjumlah 185 juta. Karena itu, rencananya KPU akan kembali menetapkan DPT hasil perbaikan ketiga pada Sabtu (15/12) mendatang. “Soal 31 juta, jangan-jangan di luar DP4 (daftar penduduk pemilih potensial pemilu). Sumber DPT itu kan DP4,” ungkap Taufik.

Kedua, yakni munculnya wacana orang mengalami gangguan jiwa yang dimungkinkan untuk memilih pada pemilu mendatang. “Orang yang kurang waras boleh memilih. Ini agak aneh buat saya. Saya kira yang lalu (pemilu sebelumnya) itu orang gila enggak memilih,” ingatnya.

Nah, terkait kejanggalan kedua itu, berdasarkan data, jumlahnya tak main-main. Yakni mencapai 14 juta jiwa. “Saya enggak mengerti, makin hari makin banyak orang gila,” heran Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta itu.

Sedangkan kejanggalan ketiga adalah temuan ribuan blanko e-KTP di Duren Sawit, Jakarta Timur beberapa waktu lalu. “Ini menimbulkan kecurigaan. Satu tahun ada tiga peristiwa menarik,” bebernya.

Peristiwa terkait e-KTP menurut Taufik, tak hanya terkait temuan di Pondok Kopi. Tapi juga peristiwa jatuhnya e-KTP dari truk saat akan dibawa dari kantor Dukcapil Pasar Minggu menuju gudang penyimpanan di Bogor.

Kemudian, muncul kasus penjualan blangko e-KTP secara online, pembuatan e-KTP di Pasar Pramuka dan kasus calo e-KTP. “Ini rangkaian peristiwa yang penting disoroti dan menjadi perhatian bersama agar pemilu benar-benar berjalan demokratis, jujur dan adil,” kata Taufik. “Enggak boleh sedikit pun ada kecurangan.”


Berita Lainnya

Index
Galeri