Sama-sama Jadikan Pasar Lahan Kampanye, Ini Beda Gaya Jokowi vs Sandiaga Uno

Sama-sama Jadikan Pasar Lahan Kampanye, Ini Beda Gaya Jokowi vs Sandiaga Uno

JAKARTA - Pasar menjadi medium kampanye yang disasar dua kubu calon presiden Jokowi dan Prabowo menjelang pemilihan presiden 2019. Keberadaannya strategis untuk menyiarkan narasi-narasi politik dan meraup balon suara dari kalangan akar rumput.

Calon wakil presiden Sandiaga Uno berkampanye pasar sejak masa awal kampanye. Sandiaga pernah mengatakan pasar adalah cerminan dari kondisi masyarakat yang riil. Sandiaga juga kerap menemukan istilah-istilah tak lazim hingga akhirnya menjadi kontroversi saat menyambangi pasar. Misalnya: politik lado, tempe tablet, hingga tempe saset.

Sandiaga juga kerap menyebut bahwa kondisi ekonomi pasar sedang tak sehat. Ia berkali-kali mengaku mendengar keluhan pedagang bahwa harga pangan kian melambung tinggi. Harga kedelai, tempe, sampai cabai disebut naik hingga 30 persen.

Belakangan, capres inkumben Jokowi mulai intens ke pasar meski ia blusukannya ke pasar sejak pilpres 2014. Kunjungan Jokowi ke pasar dalam masa pilpres seakan-akan dilakukan untuk mengkonfirmasi kondisi ekonomi yang diangkat Sandiaga.

Dari hasil kampanye di Jalan Roda, Kota Bogor, 30 Oktober lalu, Jokowi mengatakan harga kebutuhan pangan termasuk sayuran dan tempe relatif stabil. Pernyataan Jokowi ini mematahkan hasil blusukan Sandiaga. Sejak itu, keduanya terus intens bergerak ke pasar dan menyiarkan fakta-fakta yang berbeda dari hasil kunjungannya.

Meski sama-sama ke pasar, gaya Jokowi dan Sandiaga berbeda. Baik dari narasi yang disampaikan maupun tradisi yang dibawa ketika membangun dialog, keduanya bertentangan. Berikut beda Jokowi dan Sandiaga saat berkampanye di pasar:

1. Sandiaga Uno

Image result for sandiaga di pasar

Paling anyar, Sandi berkampanye Pasar Besar Sukoharjo Malang, Jumat, 23 November. Ia mengaku kerap memperoleh curahan hati dari para pedagang sayur.  Laili Kurniawati, 40 tahun, mengeluhkan harga-harga yang fluktuatif. Sandiaga mengatakan selama berkeliling di 700 titik di seluruh Indonesia, masalah yang dikeluhkan pedagang selalu sama. "Mereka minya harga-harga kebutuhan pokok stabil dan terjangkau," kata Sandiaga dalam rilis yang diterima Tempo dari tim medianya.

Setelah mendengar keluhan, Sandiaga selalu berjanji memperbaiki keadaan.  "Probowo - Sandiaga akan berfokus pada ekonomi. Ekonomi dengan kebijakan yang berpihak kepada rakyat," ujarnya.

Sandiaga kerap membeli sayuran. Di Malang, ia membeli buncis dan wortel setengah kilogram seharga Rp 15 ribu. Setelah itu, ia kerap menutup kampanye pasar dengan berfoto bersama para ibu.

2. Jokowi 

Image result for jokowi di pasar

Di sela Rapat Kerja Tim Kampanye Daerah Provinsi Lampung di Graha Wangsa Golden Dragon Bandar Lampung, Sabtu, 24 November, Jokowi menyebut bahwa ia baru saja blusukan di pasar. Jokowi berkisah sempat membeli cabai dan daging ayam. Ia mengaku belanja cabai Rp 23 ribu. "Saya beli 1 kilogram, ternyata itu satu tas kresek gede banget," kata Jokowi. Namun, ia tidak menampik kenaikan harga daging ayam yang diakuinya naik Rp 5 ribu. Namun harga yang fluktiatif ini, ujar Jokowi, wajar dan lazim.

Jokowi meminta agar isi harga pasar tak digoreng karena ia selalu memantau pergerakan harga pangan. Dia menegaskan tingkat inflasi selama empat tahun pemerintahannya mampu dijaga stabil di kisaran 3-4 persen.

Jokowi mengatakan pihak yang menggoreng isu harga kerap tidak membeli apa-apa di pasar tapi hanya menyebut harga mahal. "Enggak mungkin orang super kaya tahu-tahu datang ke pasar, enggak mungkinlah. Datang ke pasar, enggak beli apa-apa. Pas keluar bilang mahal, mahal, mahal. Haduuh," ujar Jokowi.

Pernyataan ini menyentil isu-isu yang acap diangkat Sandiaga soal ekonomi pasar. Jokowi mengatakan, komentar soal harga ini justru merugikan pedagang. Sebab, konsumen akan enggan atang ke pasar tradisional.


Berita Lainnya

Index
Galeri