Waspada Banjir! November Puncak Musim Hujan di Riau

Waspada Banjir! November Puncak Musim Hujan di Riau

PEKANBARU - Stasiun Klimatologi Provinsi Riau menyatakan bulan November merupakan puncak musim hujan di Riau, sehingga masyarakat dan pemerintah daerah perlu mewaspadai hal yang tidak diinginkan, salah satunya adalah banjir. "Iya, waspadai banjir. November puncak musim hujan," kata Analis Stasiun Klimatologi Riau, Adrhitama kepada Antara di Pekanbaru, Selasa (6/11/2018).

Hasil analisa Stasiun Klimatologi Riau menyatakan, sebagian besar wilayah Riau masih ada hujan dengan persentase 78,43 persen. Hari tanpa hujan kategori sangat pendek, berkisar 1-5 hari. Sebagian wilayah Riau mengalami curah hujan bervariasi antara 11 milimeter sampai dengan 300 milimeter.

"Curah hujan melebihi 300 milimeter terjadi di Kecamatan Bandar Petalangan, Pekaitan dan Batu Hampar. Sedangkan, curah hujan terendah, yakni 11 sampai 20 milimeter terjadi di Kecamatan Rantau Kopar," katanya.

Selain tingginya curah hujan, potensi banjir kiriman juga masih mengancam Riau. Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Barat diperkirakan juga mencapai Riau. PT PLN (Persero) menyatakan terpaksa membuka pintu pelimpah Pembangkit Listrik Tenaga Air Koto Panjang karena debit air terus meningkat terutama air kiriman dari hulu Sungai Kampar di Provinsi Sumatera Barat.

Manajer Unit Layanan PLT Koto Panjang, Muhammad Rusdi mengatakan pembukaan pintu pelimpah PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar tersebut dilakukan secara cermat agar tidak mengakibatkan meluapnya Sungai Kampar yang bisa menggenangi permukiman disekitar daerah aliran sungai itu.

"Kami tetap melakukan pemantauan dan perhitungan inflow dan outflow agar tindakan yang kami ambil nantinya tidak membahayakan masyarakat yang berada di sisi hulu maupun di sisi hilir," kata Muhammad Rusdi.

Ia mengatakan sampai Senin sore ini pintu pelimpah (spillway gate) masih di buka tiga pintu dengan ketinggian masing-masing 30 centimeter (Cm). Total besaran air keluar (outflow) rata-rata perjam sebesar 500 meter kubik perdetik (m3/detik), yang terdiri dari outflow pintu pelimpah 150 m3/detik dan di turbin 350 m/detik. Sedangkan, air yang masuk (inflow) rata-rata perjam 600 m3/detik.

Menurut dia, ketinggian air atau elevasi waduk PLTA Koto Panjang mengalami peningkatan sekitar 39 Cm dibandingkan sebelumnya. Elevasi waduk yang tercatat pada Senin sore (5/11) sekitar 82.71 meter di atas permukaan laut atau Mdpl,  dan ada kenaikan elevasi 39 cm dari hari sebelumnya.

Apabila kondisi cuaca dan curah hujan tetap tinggi di sisi hulu, lanjutnya, ada kemungkinan pihaknya akan melakukan penambahan pembukaan pintu pelimpah. Penambahan atau tinggi buka pintu pelimpahan akan ditentukan nantinya dari inflow yang masuk ke waduk.

Permukiman di sekitar daerah aliran Sungai Kampar kerap banjir karena pembukaan pintu waduk PLTA Koto Panjang yang tak bisa dihindari. Apabila pintu pelimpah tidak dibuka, dikhawatirkan akan mengakibatkan kerusakan parah pada waduk yang bisa menimbulkan banjir bandang di daerah sekitarnya.

Sebelum melakukan pembukaan pintu pelimpah, PLN berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat agar masyarakat lebih waspada saat beraktivitas di Sungai Kampar.


Berita Lainnya

Index
Galeri