Awas! Keseringan Galau Bisa Berdampak Buruk Bagi Kesehatan

Awas! Keseringan Galau Bisa Berdampak Buruk Bagi Kesehatan

Setiap orang pernah merasakan kesepian dan kegalauan. Namun banyak juga yang berusaha tidak larut dalam kegalauan dengan menyibukkan diri. Apa pun cara yang Anda pilih tentu sah-sah saja. Namun jika Anda sering bersedih hati, kesehatan tubuh Anda yang bisa menjadi taruhannya.

Memang betul bahwa tidak ada satu orang manusia pun yang dapat memprediksi kematian. Namun, menurut penelitian yang dilakukan oleh Brigham Young University di Utah, Amerika Serikat, kesepian dapat meningkatan risiko kematian lebih cepat.

Pada studi yang melibatkan hampir 3.4 juta partisipan tersebut dilaporkan bahwa perasaan kesepian serta menarik diri dari lingkungan sosial dapat meningkatkan risiko kematian yang lebih cepat hingga 30%. Angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan faktor lainnya seperti obesitas, polusi udara, atau jarang berolahraga. Sementara itu, partisipan yang memiliki hubungan sosial yang baik dengan orang lain memiliki angka harapan hidup lebih tinggi sebesar 50%.

Sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat tahun 2006 menyebutkan bahwa orang yang kesepian berisiko mengalami depresi. Untuk mengetahui apakah Anda mengalami depresi atau tidak, harus mengacu pada pedoman The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association.

Tanda dan gejalanya meliputi berkurangnya kesenangan atau tidak bersemangat melakukan aktivitas sehari-hari, merasa sedih atau sering menangis sepanjang hari, mengalami gangguan tidur, perubahan nafsu makan, pikiran ingin bunuh diri, dan sebagainya.

Saat Anda mengalami patah hati yang membuat stres, tubuh akan memproduksi hormon adrenalin dan kortisol secara berlebihan. Pada dosis kecil hormon ini dapat meningkatkan denyut jantung. Namun jika berlebihan dapat berakibat fatal untuk jantung.

Berdasarkan studi yang diterbitkan di jurnal JAMA Internal Medicine, risiko penyakit jantung atau stroke meningkat hingga tiga kali lipat pada 3 bulan pertama setelah kematian orang yang disayangi. Para peneliti juga menemukan bahwa terdapat peningkatan risiko kematian sebanyak 25% pada 1 tahun setelah ditinggal orang yang disayangi pada pasangan lansia, dengan puncaknya adalah 3 bulan pertama.

Memang ada hubungannya antara kegalauan dengan nyeri fisik. Rasa nyeri atau pedih yang Anda alami dapat menyebabkan darah mengalir ke area otak yang “bertanggung jawab” untuk menghasilkan nyeri fisik.

Gangguan makan bisa terjadi akibat kesepian dan galau

Apakah Anda termasuk orang yang menjadikan makanan sebagai “pelarian” di saat sedang galau? Berdasarkan studi yang dipublikasikan di Journal of Psychology Interdisciplinary and Applied pada tahun 2012, ada hubungan antara gangguan makan dengan kesepian. Gangguan makan yang terjadi bisa beragam mulai dari anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan binge eating disorder.

Para peneliti juga mengatakan bahwa rasa kesepian bisa menyebabkan peningkatan atau penurunan berat badan. Kesimpulan studi tersebut adalah pada mereka yang mengalami peningkatan berat badan (ketika sedang galau atau kesepian), dikarenakan mereka menjadikan makanan sebagai pengalihan perasaan.

Jangan pernah remehkan perasaan galau atau kesepian yang Anda alami karena itu dapat berbahaya bagi tubuh. Apabila Anda merasa sedih berkepanjangan, carilah orang yang bisa Anda ajak berbagi keluh kesah. Anda juga dapat mencari bantuan kepada psikolog atau psikiater.


Berita Lainnya

Index
Galeri